Ilustrasi(Dok ist)
YAYASAN Inklusi Pelita Bangsa (YIPB) dan Grab-Ovo melakukan inspeksi berkala untuk menjamin standar keamanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang didanai pihak swasta sebagai bentuk corporate social responsibility (CSR) bagi anak-anak berkebutuhan khusus di Banten.
YIPB selaku mitra pengelola program ini berkunjung ke beberapa titik, mulai dari mitra merchant usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Omah Kulina untuk menginspeksi kebersihan dapur dan standar operasional penyediaan makanan, lalu ke Sekolah Khusus (SKh) Assalam 01 dan 02 sebagai salah satu penerima manfaat. Terakhir, mereka mengunjungi MBG Command Center di kantor GrabSupport, Jakarta Selatan.
Saat ini, program CSR yang digagas YIPB bersama Grab-Ovo melayani 18 SKh swasta dan negeri di lima kota/kabupaten di Banten, yakni Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Serang, dan Kota Cilegon.
Program ini berjalan sejak April 2025 dengan melibatkan 12 pelaku UMKM termasuk dapur kantin sekolah untuk melayani lebih dari 2.200 anak-anak berkebutuhan khusus dan guru.
Ketua Pelaksana Harian YIPB Cahaya Manthovani menjelaskan sinergi antara YIPB dan Grab-Ovo ini berjalan dengan baik. “Ini bukti sinergi antara sektor publik dan swasta dapat menghasilkan solusi konkret untuk menjamin pemberian makanan sehat dan bergizi guna mendukung anak-anak berkebutuhan khusus. Kami melihat banyak sekolah khusus yang belum tersentuh program MBG di Banten dan ini program MBG yang pertama kali untuk Sekolah Khusus,” kata dia, Kamis (2/10).
Cahaya juga memaparkan program MBG swasta ini dirancang memiliki pengawasan standar gizi dan tata kelola end-to-end secara digital untuk memastikan asupan nutrisi tetap terjaga.
“Banyak siswa berkebutuhan khusus memiliki pantangan makanan tertentu, jadi penting bagi kami memastikan makanan tak hanya bergizi, tapi juga aman, bersih, dan sesuai kebutuhan. Karena itu, kami berterima kasih atas dukungan dan kerja sama dari Dinas Kesehatan dan Pendidikan di masing-masing kota/kabupaten selama ini,” jelasnya.
Sejauh ini, kolaborasi dilakukan dengan menggandeng Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan setempat dalam pemilihan sekolah hingga proses seleksi dan edukasi mitra UMKM sebagai penyedia makanan untuk siswa. Pendampingan intensif dilakukan dari inspeksi kesehatan lingkungan UMKM, kebersihan dapur, pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, hingga diskusi soal gizi, alergi, dan kebutuhan makanan khusus.
Ketua Pembina YIPB Maya Miranda Ambarsari menambahkan inisiatif ini menjadi bukti nyata bahwa gotong-royong pihak swasta serta pemanfaatan teknologi dan ekosistem digital bisa didorong pemerintah guna menopang program-program strategis nasional bidang gizi dan ketahanan pangan."Inisiatif MBG swasta ini kiranya bisa dipertimbangkan sebagai salah satu model pelengkap MBG yang diterapkan pemerintah selama ini dan bisa direplikasi di berbagai program bantuan sosial lainnya," ujarnya.
Ia juga menegaskan hal itu sebagai bentuk komitmen jangka panjang YIPB dalam membantu menciptakan masa depan lebih sehat bagi anak-anak Indonesia yang berkebutuhan khusus.
"Melalui pemanfaatan teknologi dan prosedur pengawasan yang terus kami evaluasi, kami bismillah selalu berupaya memastikan proses distribusi makanan berjalan transparan, aman, dan mendukung keberlangsungan UMKM lokal dan kantin sekolah di sekitar lokasi program,” tutup Maya.
CEO Grab Indonesia Neneng Goenadi menerangkan program MBG dirancang dengan tiga pilar utama yakni pemanfaatan teknologi untuk proses lebih mudah dan transparan, penerapan protokol standar keamanan, kebersihan, dan gizi makanan, serta pemberdayaan mitra UMKM dan kantin sekolah.
Selain pengurus YIPB, kegiatan ini dihadiri Presdir Ovo Karaniya Dharmasaputra serta Director, ID Commercial, Strategic Partnership & Multimoda Grab Indonesia Kertapradana. (H-2)


















































