Inovasi Teknologi Tepat Guna Jadi Model Pemberdayaan Berkelanjutan Masyarakat Desa

2 hours ago 3
Inovasi Teknologi Tepat Guna Jadi Model Pemberdayaan Berkelanjutan Masyarakat Desa Ilustrasi(Dok ist)

KETERLIBATAN mahasiswa dalam membangun desa dibutuhkan untuk berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan masyarakat desa.
Salah satunya dilakukan melalui inovasi berkelanjutan yang memadukan teknologi tepat guna dengan pengembangan potensi digital masyarakat pedesaan.

“BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) UMB (Universitas Mercu Buana) berkomitmen menghadirkan inovasi berkelanjutan yang tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat desa, tapi juga meningkatkan kemampuan mahasiswa, serta berdampak langsung terhadap lingkungan,” ujar Raja Gifari, perwakilan mahasiswa BEM Fakultas Ilmu Komunikasi UMB dalam program BEM Berdampak di Desa Bojongmenteng, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, Selasa (4/11).

Raja berharap lewat kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan masyarakat, program ini menjadi model pemberdayaan berkelanjutan yang bermanfaat bagi masyarakat desa.

Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi UMB Irmulansati Tomohardjo mengatakan program BEM Berdampak tersebut berfokus pada pengelolaan sampah plastik menggunakan reaktor mini dan peningkatan kapasitas warga dalam pengelolaan produk digital kreatif.

Kegiatan ini bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kemendiktisaintek Tahun Anggaran 2025 sebesar Rp120 juta. Selain Irmulansati, juga melibatkan dosen lain yakni Hadi Pranoto (Teknik Mesin) dan Dewi Sad Tanti (Ilmu Komunikasi).

Irmulansati menyampaikan program yang berlangsung sejak September hingga November 2025 ini menggandeng tiga mitra utama yaitu pemerintah Desa Bojongmenteng, kelompok Attaubah Kampung Mualaf, dan kelompok PKK Cahaya Landeuh.

Sebanyak 20 mahasiswa lintas program studi diterjunkan langsung untuk memberikan pelatihan, simulasi, serta pendampingan dalam pengoperasian dua unit reaktor mini pengolah sampah plastik, satu mesin pencacah, dan satu paket pelatihan tata kelola produk digital.

“Kegiatan ini bertujuan memberdayakan masyarakat melalui pemanfaatan reaktor mini sebagai solusi inovatif pengolahan sampah berkelanjutan dan peningkatan nilai ekonomi warga Desa Bojongmenteng,” ujar Irmulansati yang juga ketua tim sekaligus pengusul kegiatan PkM.
Kepala Desa Bojongmenteng Ajat Sudrajat menyambut baik inisiatif tersebut.

“Kami sudah belajar mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar cair. Dari satu kilogram plastik, bisa dihasilkan sekitar 0,95 liter minyak dengan proses pemanasan hingga 370°C selama empat sampai lima jam. Walau capek menunggu, hasilnya bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar motor dan lampu di kampung kami,” jelas Ajat.

Ajat menambahkan program ini juga memberikan manfaat bagi kelompok ibu-ibu desa yang kini aktif menggunakan media sosial untuk memasarkan produk lokal.

“Ibu-ibu senang karena bisa belajar membuat konten dan promosi jualan di medsos. Lucu-lucu tapi semangatnya tinggi, dan hasilnya bisa menambah penghasilan,” katanya. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |