Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2025(Pertina)
Arena Gelanggang Jakarta Utara menjadi panggung perjuangan atlet-atlet tinju muda dalam ajang Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2025 yang digelar pada 3-9 November. Kehadiran Ketua Umum Pengurus Pusat Pertina, Hillary Brigitta Lasut, memberikan suntikan motivasi besar bagi para petinju yang tengah berkompetisi.
Hillary, yang tercatat sebagai Ketua Umum perempuan pertama Pertina, hadir bersama jajaran pengurus seperti Sekjen Kevin Valentino Rouw, Wakil Ketua Umum Harpen Reza Ali, serta Wakil Bendahara Umum Sabam Manalu. Kehadiran mereka menjadi bentuk dukungan langsung kepada para atlet, khususnya para petinju perempuan dan atlet-atlet usia sangat muda, di Gelanggang Renang Jakarta Utara (GRJU), Tanjung Priok.
“Kami benar-benar tersentuh melihat tekad dan kerja keras para atlet. Apa yang terlihat dari technical meeting hingga pertandingan adalah wujud nyata dari arti sebuah kebanggaan,” tutur Hillary dengan penuh haru.
Ia juga menyampaikan apresiasi mendalam kepada wasit, hakim, dan para pelatih Pertina yang bekerja tanpa lelah dalam membina atlet dari berbagai daerah.
Menurut Hillary, Pertina bukan organisasi yang mengejar kemegahan, melainkan federasi yang berkomitmen membangun atlet dari nol dengan “keringat, perjuangan, dan air mata”. Filosofi pembinaan dari sasana-sasana sederhana, katanya, menjadi fondasi kuat dalam membentuk karakter juara.
“Federasi nasional bukan soal acara mewah. Federasi adalah tentang pembinaan yang dilakukan dengan susah payah,” tegasnya.
Momen emosional terjadi ketika atlet, pelatih, wasit, hingga hakim menitikkan air mata saat Ketua Umum naik ke atas ring untuk memberikan semangat. Sri Syahril dari PP Pertina menyebutkan bahwa kehadiran Hillary memberi kekuatan tambahan bagi para atlet muda yang sedang berjuang.
“Kami berharap Popnas menjadi momentum peningkatan prestasi tinju dari berbagai pelosok Indonesia,” tandasnya.
Aksi nyata Pertina dalam mendampingi atlet muda ini menegaskan bahwa masa depan tinju Indonesia dibangun bukan oleh kemewahan, tetapi melalui pembinaan tulus, kerja keras, dan mental pantang menyerah. (E-3)


















































