Ilustrasi(freepik)
TIMBUNAN sampah plastik terus meningkat lebih cepat, daripada kemampuan kita mengelolanya. Namun, sebuah metode baru di laboratorium, menunjukkan jenis plastik yang paling sulit diurai, dapat diubah menjadi bahan bakar sekaligus bahan kimia industri yang berguna.
Dalam artikel ulasan di jurnal Science, peneliti memaparkan metode satu langkah. Metode ini mampu mengubah limbah plastik campuran, menjadi hidrokarbon setara bensin serta asam klorida (HCl) pada suhu rendah. Tim melaporkan konversi tinggi pada suhu serendah 86 derajat Fahrenheit.
Plastik yang sulit terurai kini bisa jadi energi
Peneliti utama, Wei Zhang dari Universitas Normal Cina Timur (ECNU), menjelaskan metode ini mampu mengolah limbah plastik campuran, yang bahkan sudah terkontaminasi. Hal ini penting karena mayoritas sampah plastik di dunia nyata, sulit dipilah dan diubah menjadi bahan bakar. PVC banyak digunakan dalam pipa, lantai, dan kabel. Sedangkan poliolefin seperti polietilena dan polipropilena, mendominasi bahan kemasan.
Vinil klorida pada PVC dikategorikan sebagai karsinogen, sementara Investigasi Badan Kimia Eropa (ECHA), pada 2023 menilai PVC dan aditifnya, berisiko sehingga mungkin memerlukan aturan baru. Proses pengolahan limbah jadi energi, biasanya harus menghilangkan klorin dari PVC terlebih dulu, yang menambah biaya dan membatasi skala.
Bagaimana mereka melakukannya?
Metode ini menyatukan proses deklorinasi, pemutusan ikatan karbon, dan pembentukan bahan bakar dalam satu tahap. Hasil akhirnya berupa bensin bebas klorin, hidrokarbon, serta asam klorida yang bisa dimanfaatkan kembali.
"Di sini kami menyajikan strategi untuk meningkatkan PVC terbuang, menjadi hidrokarbon bahan bakar bebas klorin dan HCl, dalam proses satu tahap, yang dikatalisis oleh cairan ionik kloroalumina. Proses ini cocok untuk menangani aliran limbah PVC dan poliolefin, yang tercampur dan terkontaminasi di dunia nyata," tulis Zhang.
Proses ini menghasilkan bahan bakar cair C6-C12, setara dengan bensin, serta asam klorida yang dapat dimanfaatkan kembali di berbagai industri. Dengan mampu mengolah campuran PVC dan poliolefin, proses ini mencakup sebagian besar limbah plastik, tanpa membutuhkan pemilahan rumit sebelumnya.
Implikasi di dunia nyata
Reaksi ini terjadi pada tekanan normal dan suhu rendah, sehingga membutuhkan energi lebih sedikit dan peralatan lebih sederhana, dibanding pirolisis bersuhu tinggi. Kondisi ini memudahkan penerapan skala besar, terutama di wilayah dengan keterbatasan pemilahan dan sampah yang bercampur.
Produk ini mudah diintegrasikan ke kilang, karena sesuai dengan proses yang ada. Bahan bakar dapat langsung didistribusikan sebagai bensin standar. Selain itu, proses ini menghasilkan asam klorida yang bernilai bagi industri, sehingga menambah keuntungan keseluruhan. (Earth/Z-2)


















































