Kepal BKSDN Yusharto Huntoyungo menghadiri kegiatan Penguatan Kebijakan dan Sinergi Inovasi Daerah Kabupaten Tulungagung.(BKSDN)
Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Yusharto Huntoyungo menegaskan inovasi merupakan kunci penting dalam memperkuat pelayanan publik sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Hal tersebut disampaikan Yusharto dalam kegiatan Strategi Penguatan Kebijakan dan Sinergi Inovasi Daerah Kabupaten Tulungagung di Kantor Bupati Tulungagung pada Selasa (30/9).
"Banyak yang masih berasumsi kalau inovasi itu selalu berkaitan dengan teknologi dan harus didukung dengan anggaran misalnya, padahal bukan demikian, inovasi pada dasarnya adalah menemukan cara baru yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat untuk masyarakat," jelas Yusharto, melalui keterangannya, Selasa (30/9).
Yusharto mengatakan inovasi harus berorientasi pada peningkatan kualitas layanan publik, penghematan biaya, dan pada akhirnya memberi dampak nyata terhadap kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, dia menjelaskan, berdasarkan laporan Indeks Inovasi Daerah (IID), Kabupaten Tulungagung menunjukkan perkembangan positif. Pada tahun 2024, Tulungagung meraih predikat Inovatif dengan total 82 inovasi yang dilaporkan. Dari jumlah tersebut, 81 sudah berada pada tahap penerapan, 1 masih dalam tahap inisiatif, dan belum ada inovasi pada tahap uji coba.
Pada tahun 2025, capaian ini diharapkan terus meningkat, sehingga nantinya Tulungagung dapat meraih predikat sangat inovatif. Untuk itu, Yusharto menekankan agar Tulungagung terus memperkuat variabel penting, antara lain kualitas sumber daya manusia, output pengetahuan dan teknologi, serta hasil kreatif dari implementasi inovasi
Di lain sisi, Yusharto juga mengatakan, inovasi tidak hanya memperbaiki layanan publik di Tulungagung, tetapi juga berperan besar dalam mendukung perekonomian lokal. Ia memberi contoh bagaimana potensi unggulan Tulungagung, seperti hasil pertanian dapat dikembangkan menjadi produk turunan bernilai tambah tinggi misalnya olahan makanan khas maupun produk berbasis bio-material.
"Di Jepang bisa mengangkat pisang sebagai ikon olahan dan oleh-oleh terkenal, Tulungagung pun dapat melakukan hal serupa dengan pendekatan inovatif,” ungkap Yusharto
Dalam kesempatan tersebut, Yusharto juga mengajak seluruh pemangku kepentingan di Tulungagung untuk terus mendorong budaya inovasi di setiap lini pemerintahan. Menurutnya, berbagai permasalahan dalam pemerintahan daerah tidak lagi bisa diselesaikan dengan cara lama. Dibutuhkan terobosan baru yang kreatif agar Tulungagung ampuh meningkatkan daya saing dan menghadirkan pelayanan publik yang lebih berkualitas.
"Inovasi harus menghasilkan pengaruh yang besar terhadap kesejahteraan masyarakat, pastikan dengan cara-cara baru atau inovasi ini kita bisa menjadikan daerah Tulungagung menjadi daerah yang lebih maju kedepannya," pungkasnya. (E-3)


















































