
INDONESIA menyimpan deretan merek heritage yang telah melekat di hati masyarakat, mulai dari produsen camilan legendaris di Bandung hingga pengrajin batik ternama di Solo. Selama puluhan tahun, merek-merek ini bukan hanya menopang perekonomian, tetapi juga menjadi bagian penting dari warisan budaya bangsa.
Namun, di tengah perubahan perilaku konsumen dan derasnya perkembangan teknologi, mereka menghadapi tantangan besar: bagaimana tetap relevan bagi generasi muda yang mengutamakan interaktivitas, transparansi, dan pengalaman merek yang lebih personal.
Menjawab tantangan ini, HOVARLAY, perusahaan teknologi asal Singapura, menghadirkan solusi inovatif Augmented Reality (AR) yang mengubah kemasan produk menjadi platform storytelling interaktif. Hanya dengan memindai kemasan menggunakan ponsel pintar, konsumen dapat mengakses beragam konten digital seperti perjalanan produk dari sumber hingga ke rak toko, video di balik layar para pembuatnya, tips penggunaan, penawaran eksklusif, hingga program loyalitas.
“Setiap produk memiliki cerita yang layak untuk dibagikan, dan di Indonesia, banyak dari cerita ini berakar pada puluhan tahun warisan, budaya, dan keterampilan tangan,” ujar Brian Tay, Co-Founder & CEO HOVARLAY dalam keterangan yang diterima, Rabu (10/9).
Menurutnya, HOVARLAY memberi panggung modern bagi cerita-cerita itu. Dengan menggabungkan tradisi dan teknologi AR, merek lokal bisa tetap relevan, menonjol di pasar yang padat, sekaligus menjalin hubungan emosional dengan konsumen muda yang mengutamakan pengalaman.
Bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), teknologi ini membuka peluang besar tanpa harus menyiapkan anggaran pemasaran raksasa. AR menjembatani produsen lokal dengan pasar yang lebih luas, termasuk Milenial dan Gen Z yang sangat peduli pada keaslian dan interaksi dengan merek.
Salah satu kisah sukses HOVARLAY adalah kolaborasinya dengan ENZIM. Melalui immersive AR storytelling, edukasi produk, dan pengalaman interaktif, HOVARLAY membantu ENZIM membagikan warisan dan keunggulan produknya saat memasuki pasar Singapura, menciptakan kesan pertama yang kuat bagi konsumen baru.
Berbeda dengan kode QR biasa, HOVARLAY berfokus pada narasi merek yang imersif dan perjalanan konsumen. Konten AR ini tidak hanya memperkuat identitas merek, tetapi juga mendorong pembelian ulang dan mendukung keberlanjutan dengan mengurangi ketergantungan pada materi promosi cetak.
Tahun ini, HOVARLAY tampil di Indonesia Retail Summit & Expo (IRSE) 2025 yang digelar pada 27–28 Agustus di Swissôtel Jakarta PIK Avenue. Bersama Creativeans, konsultan branding internasional, mereka menghadirkan booth interaktif yang memungkinkan pengunjung melihat langsung bagaimana strategi branding dan teknologi AR dapat berpadu untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan di sektor ritel. (P-4)