Inisiatif Indonesia di Pertumbuhan Ekraf Global, Selenggarakan Friends of Creative Economy Meeting hingga WCCE

3 hours ago 2
Inisiatif Indonesia di Pertumbuhan Ekraf Global, Selenggarakan Friends of Creative Economy Meeting hingga WCCE Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya pagi ini, Selasa (21/10) membuka Friends of Creative Economy (FCE) Meeting 2025 di Jakarta.(MI/Iis Zatnika)

Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya pagi ini, Selasa (21/10) membuka Friends of Creative Economy (FCE) Meeting 2025 di Jakarta. Konferensi ini merupakan bagian dari rangkaian World Conference on Creative Economy (WCCE) yang akan diselenggarakan di Indonesia pada 2026. 

WCCE merupakan forum global yang mempertemukan pembuat kebijakan dan pelaku ekonomi kreatif (ekraf) yang merupakan inisiatif Indonesia. Konferensi yang mengundang pemangku kepentingan global, termasuk badan dalam naungan PBB itu pertama kali diselenggarakan di Bali pada 2018, kemudian pada 2020 di Dubai. Kemudian kembali ke Indonesia yaitu di Bali pada 2022, 2024 di Tashkent, Uzbekistan serta pada 2026 akan diselenggarakan kembali di Indonesia.

Tema FCE Meeting 2025, kata Teuku, adalah "Glocalisation of Creative Economy: Policies, Practices, Partnerships” untuk membahas harmonisasi kebijakan global. "Kami mengundang delegasi dari 51 negara yang hadir secara luring dan 400 peserta yang mengikuti melalui daring. Mereka mewakili negara-negara dari berbagai negara juga para para pelaku ekonomi kreatif dunia. Tujuan FCE 2025 adalah menyusun agenda WCCF yang membahas tentang arah kreatif ekonomi dunia," kata Teuku. 

Tema utama yang akan dikupas, lanjut Teuku, adalah isu tentang planet, people, prosperity, partnership, dan peace dalam kaitannya dengan sektor ekraf.  Sektor ekraf di dunia juga Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan signifikan. Terutama, kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan, ekspor, dan impor. Ekraf menjadi mesin ekonomi baru yang penting untuk banyak negara. 

Kaitannya dengan kondisi global yang diwarnai perang tarif, geopolitik yang juga menghangat, para pegiat ekraf dunia perlu mencari solusi agar terus berkembang di tengah-tengah tantangan yang ada. "Untuk Indonesia, indikator capaian yang harus diraih yaitu PDB,  ekspor, serapan tenaga kerja, serta investasi. Sumbangan pada PDB pada 2025, sudah tercapai 102% yaitu sekitar 5,54% dari PDB, sedangkan pada 2024 angkanya 5,69%. Nilai ekspor sendiri, ditargetkan tahun ini 26,4 miliar dollar AS, yang sudah tercapai adalah 12,89 dollar AS atau sekitar 49% pada semester pertama. Tenaga kerja, tahun ini ditargetkan 25,55 juta, tapi data BPS saat ini sudah tercapai 104%  dari target tersebut yaitu 26,4 juta orang. Kemudian investasi juga demikian, dari target Rp136 triliun, semester pertama sudah tercapai 66% atau Rp90,12 triliun. Trendnya sangat positif."

Capaian itu, kata Teuku, utamanya disumbangkan dari tiga subsektor prioritas yaitu fesyen, kuliner, dan kriya. Selain itu, empat subsektor lainnya juga tengah berkembang dengan sangat pesat yaitu gim, aplikasi, film, serta musik.(X-8)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |