Reruntuhan bangunan musala Pondok Pesantren Al Khoziny ambruk di Sidoarjo.(MI/Heri Susetyo)
TIGA jenazah berhasil dievakuasi tim SAR gabungan dari reruntuhan bangunan musala ambruk di Ponpes Al Khoziny Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, hingga Jumat (3/10) siang. Dua jenazah ditemukan petugas di posisi berdekatan dalam kondisi tertimpa tembok, sementara satu jenazah lagi di bawah beton.
Kepala Kantor Basarnas Surabaya Nanang Sigit mengungkapkan, jenazah pertama dan kedua ditemukan berdekatan di tempat wudhu. Kondisi keduanya ditemukan meninggal dunia tertimpa tembok.
"Yang pertama kita evakuasi pada pukul 07.30 dan yang kedua kita evakuasi pada pukul 07.35 karena itu posisinya bersamaan, kedua anak itu bersamaan jadi di tempat wudhu posisi tertutup oleh tembok bangunan seperti itu," kata Nanang Sigit.
Sementara jenazah ketiga ada di sebelah kiri dua jenazah sebelumnya, dalam posisi berada di bawah beton. Ketiga jenazah yang ditemukan tersebut semuanya masih berada di areal sektor A2.
"Untuk korban yang ketiga ini kondisi meninggal dunia dan posisi saat itu adalah di bawah betonan," kata Nanang Sigit.
Dengan berhasilnya petugas SAR gabungan mengevakuasi tiga jenazah, hingga Jumat siang jumlah korban meninggal ambruknya musala mencapai delapan orang. Tiga jenazah terakhir yang ditemukan dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim.
Saat ini petugas masih berupaya untuk mengambil puing-puing, reruntuhan bangunan ambruk menggunakan alat berat. Ada setidaknya delapan alat berat, terdiri dari excavator, wheel loader, dan crane yang dioperasikan di lokasi.
Nanang Sigit mengatakan, pihaknya melakukan evakuasi dengan alat berat maupun alat yang lebih kecil. Penggunaan alat berat dilakukan pada bagian sisi utara menggunakan ekskavator untuk membongkar bagian-bagian material bangunan. Selain itu, juga dilakukan pemotongan betonan yang ada untuk mempercepat proses evakuasi.
"Kami juga melaksanakan evakuasi dengan menggunakan nonaalat berat di bagian sisi belakang, yang memang kami sudah koordinasikan dengan tim yang menggunakan alat berat itu posisi yang aman ya, tidak terpengaruh dengan getaran ataupun kemungkinan reruntuhan dari konstruksi dengan alat berat di sisi belakang itu," kata Nanang Sigit.
Nanang Sigit menambahkan, pada proses evakuasi ini pihaknya sudah tidak menggunakan alat sound detector lagi.
"Kami hanya dari sektor sisi-sisi bangunan yang sebagian juga sudah terbuka sudah terlihat, tapi juga masih kondisi aman dilakukan dengan evakuasi tanpa alat berat karena kami memang ada dua persiapan," kata Nanang. (HS/E-4)


















































