Ini Cedera Lutut yang Biasa Dialami Pebasket dan Cara Mengatasinya

6 days ago 6
Ini Cedera Lutut yang Biasa Dialami Pebasket dan Cara Mengatasinya Ilustrasi(Freepik)

MESKI membuat tubuh sehat, olahraga tidak lepas dari risiko cedera dan proses pemulihan yang panjang. Namun, dengan penanganan yang tepat dan optimal, harapan untuk pulih dengan cepat bukan hal yang mustahil. 

Artikel ini membahas mengenai jenis cedera yang kerap dialami oleh pemain basket dan penanganan terbaiknya.

Lutut berperan penting untuk menyokong atau menopang seluruh beban tubuh. Selain itu, dari beberapa bagian tungkai, lutut merupakan area yang paling aktif digunakan ketika berolahraga, terutama olahraga basket.

Cedera lutut atau area sekitar lutut menjadi lokasi cedera yang sering dialami oleh pegiat olahraga basket. Hal ini terjadi karena gerakan olahraga basket memiliki banyak entakan, gerakan twisting, melompat, dan body contact.

4 Jenis Cedera Lutut Pemain Basket

Ketahui berbagai jenis cedera lutut yang kerap terjadi akibat olahraga basket, seperti:

1. Cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL)

Di samping kemungkinan cedera ligamen lutut yang lain, cedera ACL merupakan yang paling sering terjadi. 

Cedera ACL adalah kerusakan atau robekan pada ligamen krusiatum lutut anterior yang menghubungkan tulang paha bagian bawah dengan tulang kering untuk menjaga kestabilan lutut.

2. Stress Fractures

Stress Fractures adalah retakan halus yang terbentuk pada tulang karena tekanan atau benturan berulang. Stress fractures umumnya terjadi di bagian tungkai bawah.

3. Cedera Bantalan atau Meniskus

Cedera Meniskus merupakan cedera hingga robekan pada bantalan lutut yang biasa terjadi pada olahragawan akibat perubahan gerakan kaki secara tiba-tiba.

4. Cedera Otot atau Sprain/Strain

Sprain/Strain adalah kondisi pemakaian otot atau adanya otot yang tertarik secara berlebihan.

5. Cedera tulang rawan

Cedera tulang rawan disebabkan oleh robekan tulang rawan sendi yang melapisi tulang keras di sendi lutut.

Selain beberapa cedera pada jaringan lunak, jaringan keras pada lutut juga dapat mengalami cedera berupa patah tulang.

Diagnosis Cedera Pemain Basket

Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Hip and Knee, Adult Reconstruction, Trauma, and Sports RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, dr. Sunaryo Kusumo, M.Kes, Sp.OT. (K), mengungkapkan, secara sederhana, untuk mengenali tingkat keparahan cedera, Anda dapat melakukan pemeriksaan dini secara mandiri, dengan mengecek apakah Anda dapat berdiri dan berjalan secara normal.

MI/HO--Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Hip and Knee, Adult Reconstruction, Trauma, and Sports RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, dr. Sunaryo Kusumo, M.Kes, Sp.OT. (K)

"Apabila Anda dapat tetap berdiri dan berjalan, kemungkinan besar cedera yang dialami tidak fatal. Kemudian, lihat juga apakah ada perbedaan pada bentuk lutut kaki kiri dan kaki kanan," ujar Sunaryo.

Cedera juga dapat diketahui jika Anda berkonsultasi langsung dengan dokter, terutama dokter spesialis ortopedi konsultan hip and knee, adult reconstruction, trauma, and sports atau dokter spesialis kedokteran olahraga yang akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh untuk memastikan diagnosis. 

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area cedera dan jika perlu merujuk untuk melakukan pemeriksaan penunjang radiologi dengan rontgen, CT Scan, atau MRI, atau pemeriksaan lain yang dianggap perlu.

Penanganan Cedera Lutut Pemain Basket 

Setelah diagnosis ditegakkan, ujar Sunaryo, maka penanganan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan cedera. 

"Jika ligamen yang putus hanya parsial, penanganan berupa fisioterapi dapat menjadi pilihan untuk menjaga kekuatan otot," ungkap Sunaryo.

Jika tingkat keparahan cedera berada di grade 2 atau 3, pilihan tindakan yang dapat dilakukan adalah rekonstruksi dengan penggantian ligamen baru. 

Pada kasus robekan bantalan yang cukup besar, dapat pula dilakukan tindakan penjahitan bantalan. 

Jika sebelumnya tindakan ini dilakukan secara bedah konvensional atau dengan sayatan yang cukup besar, kini telah hadir teknologi yang memungkinkan tindakan bedah dilakukan secara minimal invasive atau dengan sayatan minimal bernama arthroscopy.

Arthroscopy adalah prosedur operasi yang berfungsi menegakkan diagnosis sekaligus menangani masalah pada persendian. Prosedur ini dilakukan oleh dokter spesialis ortopedi dengan memasukkan alat berupa arthroscope, yakni alat khusus seperti selang tipis elastis dan dilengkapi dengan kamera serta senter. 

Selain lutut, prosedur ini juga dapat dilakukan untuk mendiagnosis dan menangani cedera pada bahu, siku, pergelangan tangan, panggul, dan pergelangan kaki. 

Dibandingkan dengan operasi konvensional yang melibatkan sayatan lebih besar, arthroscopy memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

  • Luka sayatan lebih kecil
  • Risiko perdarahan lebih kecil
  • Proses penyembuhan lebih cepat
  • Efektivitas prosedur yang lebih tinggi karena dapat menjangkau tempat yang tidak mungkin terjangkau dengan tindakan operasi konvensional
  • Proses operasi lebih singkat

Pemulihan Cedera Lutut

Durasi pemulihan cedera lutut bervariasi, tergantung pada jenis cedera, tingkat keparahan, dan kondisi pasien. 

Setelah menjalani tindakan arthroscopy lutut, umumnya pasien dapat kembali melakukan aktivitas ringan dalam waktu 1-2 minggu. 

Sedangkan aktivitas berat dan olahraga biasanya baru dapat dilakukan kembali setelah 6-8 minggu, tergantung hasil tindakan dan rekomendasi dokter spesialis ortopedi. Namun, waktu pemulihan total yang optimal dapat memakan waktu antara 4 hingga 6 bulan.

Beberapa exercise atau terapi yang dilakukan secara bertahap dan tersupervisi akan sangat membantu mengoptimalkan proses pemulihan cedera. Sport Medicine, Injury & Recovery Center (SMIRC) RS Pondok Indah - Bintaro Jaya menyediakan program recovery dari cedera olahraga secara personal, proses recovery pun akan disupervisi oleh dokter spesialis kedokteran olahraga dan sport physiotherapist hingga Anda dapat kembali berolahraga.

Saat masa pemulihan selesai, exercise seperti latihan melompat, penguatan otot yang tepat, dan persiapan mental perlu diperhatikan sebagai langkah preventif agar cedera tidak terulang. 

Selain itu, tindakan fisioterapi juga bermanfaat, baik bagi yang mengalami cedera ringan maupun berat, bahkan bagi pegiat olahraga yang tidak cedera tetapi sekadar ingin melakukan recovery session setelah mengikuti pertandingan olahraga misalnya. Manfaat fisioterapi dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu untuk penguatan otot, luas gerak sendi, serta menghilangkan ketegangan.

Terapi TENS dan cryotherapy dapat menjadi pilihan untuk menghilangkan nyeri dan bengkak sehingga latihan mekanik akan berjalan dengan baik dan lebih maksimal. Sementara untuk penguatan otot dapat dilakukan dengan berbagai macam gerakan latihan pada otot-otot penopang lutut seperti otot quadriceps, hamstring, dan otot-otot gluteal. Latihan ini dapat berupa latihan isometrik, isokinetik, strengthening, dan lain sebagainya.

Cedera lutut merupakan mimpi buruk bagi pegiat olahraga, termasuk olahraga basket. Oleh karena itu, menjaga kesehatan lutut menjadi hal yang sangat penting. Untuk menghindari cedera lutut, sebaiknya perkuat otot-otot di sekitar lutut dengan metode yang tepat. 

"Bagi pegiat olahraga basket, lakukanlah pemanasan dan pendinginan yang adekuat saat hendak memulai dan setelah berolahraga," kata Sunaryo.

Pemanasan, lanjutnya, merupakan tahap penting karena berfungsi untuk memperlancar aliran darah dan metabolisme otot dan sendi, serta kepekaan refleks. 

"Selain itu, lindungi lutut dengan pemasangan brace supaya gerakan tidak overused atau overload," pungkas Sunaryo. (Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |