Ikut Pelatihan Kue Tradisional, Ibu-ibu Buka Lapangan Kerja

4 hours ago 2

BUKA lapangan kerja, Yayasan Indonesia Setara (YIS) bekerja sama dengan ESPAS Indonesia menggelar Pelatihan Aneka Produk Lokal Minuman Herbal dan Kue Tradisional. Kegiatan itu dilaksanakan di Pendopo Taman Pelangi, Jalan Ringin Bhakti Raya, Kramas, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat (31/10).

Kegiatan bertajuk 'Warisan Rasa, Buka Peluang Usaha dan Lapangan Kerja' ini diikuti 50 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Para peserta mendapat pelatihan membuat berbagai produk minuman herbal dan kue tradisional, sekaligus diperkenalkan pada penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung pemasaran produk mereka.

Founder Yayasan Indonesia Setara, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk komitmen YIS dalam membuka kesetaraan kesempatan kerja, terutama bagi anak muda, penyandang disabilitas, dan perempuan.

"Kami ingin perempuan dapat mandiri secara ekonomi dan memiliki kesetaraan dalam berkarya," ujar Sandiaga Uno dalam siaran tertulis pada Sabtu (1/11).

"Melalui pelatihan seperti ini, mereka tidak hanya belajar keterampilan, tetapi juga mendapatkan akses terhadap peluang usaha yang nyata," bebernya.

Ia menambahkan, pelatihan di bidang kuliner menjadi salah satu program yang paling diminati dan berdampak karena mudah dipraktikkan serta cepat menghasilkan.

"Dengan dukungan AI, para ibu juga bisa lebih mudah mempromosikan produknya secara daring," kata dia.

Ketua Umum ESPAS Indonesia, Dewi Herawati menjelaskan dalam sesi Kick-Off Program, peserta dilatih membuat minuman herbal berbasis rempah yang memiliki khasiat bagi kesehatan dan kebugaran.

Menariknya, bahan-bahan yang sama kemudian diolah menjadi kue tradisional, sehingga tidak ada bahan yang terbuang.

Selain keterampilan memasak, peserta juga diajarkan menggunakan aplikasi ChatGPT untuk membuat konten promosi digital.

Mereka bahkan langsung ditantang membuka pre-order produk pada hari yang sama.

Hasilnya, total 52 pesanan berhasil diperoleh dalam sehari.

"Lima peserta tercepat mendapat bantuan modal berupa bahan baku," imbuhnya.

Setelah sesi pelatihan tatap muka, kegiatan akan dilanjutkan dengan pendampingan intensif selama tiga minggu.

Dalam periode tersebut, peserta akan mendapatkan bimbingan mengenai strategi pemasaran digital, pembuatan konten promosi, serta pendampingan langsung dari para pelatih.

"Pendampingan ini menjadi ruang berbagi pengalaman dan solusi atas tantangan bisnis yang dihadapi peserta. Kami ingin memastikan bahwa ilmu yang diberikan benar-benar bisa diterapkan secara berkelanjutan," ujar Dewi.

Ketua Panti Pelayanan Sosial (PPS) Penyandang Gelandangan dan Orang Terlantar (PGOT) Semarang, Elliya Chariroh, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Yayasan Indonesia Setara serta ESPAS Indonesia atas pelaksanaan kegiatan pelatihan pengembangan produk berbasis empon-empon.

Elliya mengaku bangga karena kegiatan tersebut melibatkan Taman Pelangi sebagai lokasi pelatihan. Menurutnya, tempat tersebut menjadi pilihan yang tepat karena memiliki nilai historis serta suasana yang mendukung proses pembelajaran bagi peserta dari berbagai latar belakang.

“Materi yang diberikan sangat relevan untuk pengembangan produk empon-empon. Selain bernilai ekonomi, bahan-bahannya dapat ditanam sendiri, sehingga mudah diakses dan berkelanjutan,” ujar Elliya. (E-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |