Huruf 'S' Raksasa Muncul di Matahari, Memicu 'Ledakan Gelap' yang Memengaruhi Bumi

4 days ago 5
Huruf 'S' Raksasa Muncul di Matahari, Memicu 'Ledakan Gelap' yang Memengaruhi Bumi Struktur berbentuk S itu muncul hampir tepat di pusat belahan matahari yang menghadap Bumi.(NASA/SDO)

FENOMENA aneh terjadi di Matahari pada 4 September 2025. Sebuah struktur raksasa berbentuk huruf 'S' terbalik muncul di permukaannya. 

Kurang dari satu jam setelah kemunculan simbol ikonik mirip lambang Superman ini, Matahari melepaskan gumpalan plasma magnet raksasa (CME). CME dikenal sebagai "ledakan gelap", karena plasmanya lebih dingin dan tampak gelap dibandingkan area sekitarnya.

Lontaran massa koronal (CME) ini kemudian menghantam medan magnet Bumi, atau magnetosfer, pada 7 September, menyebabkan badai geomagnetik minor (status G1). Fenomena ini terjadi bertepatan dengan gerhana bulan total, namun dampaknya tidak cukup kuat untuk menghasilkan aurora yang terlihat secara luas.

Misteri di Balik 'Sigmoid Eruption'

Struktur berbentuk 'S' ini secara ilmiah disebut "sigmoid eruption", dinamai dari huruf Yunani 'sigma'. Fenomena ini terjadi ketika medan magnet di sekitar bintik Matahari terpilin, menyebabkan seluruh struktur meliuk-liuk.

Bentuk 'S' ini sering kali menjadi tanda pasti bahwa ledakan Matahari akan terjadi. Pasalnya medan magnetnya menjadi tidak stabil dan mudah putus, melemparkan plasma menjauh dari Matahari.

Struktur serupa juga pernah terlihat sebelum ledakan Matahari paling kuat dalam satu dekade, yaitu pada September 2017. Para peneliti masih berusaha memahami penyebab pasti terbentuknya bentuk 'S' ini, meskipun ada teori yang mengarah pada penyatuan dua struktur berbentuk 'J' atau perubahan bentuk dari satu struktur 'J'.

Peningkatan Aktivitas Matahari

Aktivitas Matahari telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir akibat maksimum Matahari, yaitu fase paling aktif dari siklus Matahari yang berlangsung sekitar 11 tahun. Meskipun awalnya diprediksi akan tenang, fase ini tiba lebih awal dan jauh lebih aktif dari perkiraan.

Meskipun puncak aktivitas Matahari kemungkinan sudah berakhir, aktivitasnya diperkirakan akan tetap tinggi dalam beberapa bulan mendatang karena ketidakstabilan medan magnet bintang. Dalam beberapa minggu terakhir, telah terjadi beberapa peristiwa cuaca antariksa, termasuk "tornado Matahari" dan CME "kanibal" yang menyebabkan aurora di beberapa wilayah. (Live Sciences/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |