Hujan Meteor Draconid 8 Oktober: Cara Melihat “Bola Api Langit” Setelah Senja

4 weeks ago 24
 Cara Melihat “Bola Api Langit” Setelah Senja Ilustrasi(Unsplash)

WARGA Indonesia dan belahan Bumi utara lainnya berkesempatan menikmati pemandangan langit spektakuler pada Rabu malam, 8 Oktober 2025. Fenomena tersebut adalah hujan meteor tahunan Draconid, yang diperkirakan mencapai puncaknya segera setelah senja.

Meski hanya akan menampilkan sekitar 10 meteor per jam, Draconid tetap menjadi salah satu tontonan langit yang paling dinantikan. Sebab, beberapa meteor dari gugusan ini bisa tampak sangat terang. Bahkan meninggalkan jejak cahaya dramatis selama beberapa detik di langit malam.

Berbeda dari kebanyakan hujan meteor yang baru aktif menjelang tengah malam, Draconid justru bisa disaksikan lebih awal, sesaat setelah langit mulai gelap. Fenomena ini berasal dari rasi bintang Draco, seekor naga raksasa yang berkelok di sekitar bintang utara Polaris. Karena posisinya yang selalu terlihat di langit utara, Draco menjadi salah satu rasi bintang “abadi” di belahan bumi utara.

Menurut American Meteor Society (AMS), hujan meteor Draconid termasuk peristiwa yang tidak menentu. Kadang hanya menghasilkan sedikit meteor, namun dalam kondisi tertentu bisa berubah menjadi ledakan cahaya yang menakjubkan. Tahun ini, keindahan Draconid mungkin sedikit teredam oleh cahaya bulan purnama Harvest Moon, sehingga hanya meteor paling terang, atau “fireball”, yang akan terlihat jelas.

Asal muasal Draconid adalah Komet 21P/Giacobini-Zinner, yang mengorbit Matahari setiap 6,5 tahun sekali. Saat melintas di jalur orbit Bumi, komet ini meninggalkan butiran es dan debu yang kemudian terbakar saat memasuki atmosfer, menciptakan pancaran cahaya indah di langit malam.

Menariknya, malam 8 Oktober juga diprediksi memberi peluang munculnya aurora borealis atau cahaya utara yang lebih kuat dari biasanya. Fenomena ini meningkat setelah titik ekuinoks pada 22 September, saat medan magnet Bumi sejajar dengan angin Matahari, memicu badai geomagnetik yang intens.

Selain hujan meteor, dua komet baru juga mulai terlihat di langit awal Oktober: Komet Lemmon (C/2025 A6) di arah utara dan Komet SWAN R2 (C/2025 R2) di barat. Keduanya bisa diamati menggunakan teleskop kecil atau teropong bintang, dan bahkan Komet Lemmon kemungkinan dapat dilihat dengan mata telanjang dalam beberapa hari mendatang.

Jadi, jika langit cerah pada Rabu malam, siapkan waktu setelah matahari terbenam untuk menatap langit utara. Siapa tahu, kamu beruntung melihat “bola api” Draconid melesat cepat di antara bintang-bintang. (Live Science/Z-2)
 

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |