Ilustrasi(Freepik)
DIET sering menjadi pilihan utama bagi banyak orang yang ingin menurunkan berat badan. Namun, faktanya tidak semua orang berhasil menjalaninya. Ada yang sempat turun berat badan, tapi kembali naik, bahkan lebih tinggi daripada sebelumnya. Fenomena ini dikenal sebagai yo-yo effect dan banyak dialami oleh mereka yang mencoba berbagai pola diet.
Kegagalan diet biasanya bukan karena kurangnya niat, melainkan karena ada faktor-faktor tersembunyi yang jarang diperhatikan.
Mengutip dari laman Halodoc, berikut adalah sejumlah penyebab umum mengapa diet kerap gagal, meski sudah dijalani dengan tekad kuat.
1. Tidur Kurang
Tidur kurang menjadi salah satu penyebab utama kegagalan diet. Ketika jam tidur berkurang, tubuh memproduksi lebih banyak hormon ghrelin yang memicu rasa lapar, sekaligus menurunkan hormon leptin yang memberi sinyal kenyang.
Akibatnya, orang yang tidur sebentar akan lebih mudah merasa lapar dan sulit mengendalikan nafsu makan.
Dalam jangka panjang, pola tidur yang buruk bukan hanya mengganggu diet, tapi juga meningkatkan risiko obesitas dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Karena itu, menjaga kualitas tidur sama pentingnya dengan menjaga pola makan.
2. Makan Karena Sedang Emosi
Tidak sedikit orang yang menjadikan makanan sebagai pelarian saat stres, bosan, sedih, atau bahkan saat terlalu bahagia. Kondisi ini dikenal sebagai emotional eating.
Masalahnya, saat makan seperti ini seseorang cenderung mengonsumsi makanan berkalori tinggi, manis, atau berlemak, tanpa memikirkan dampaknya terhadap program diet.
Kebiasaan ini membuat diet mudah terbengkalai. Untuk mengatasinya, perlu mencari pengalih emosi lain yang lebih sehat, seperti membaca buku, berolahraga, atau melakukan aktivitas hobi yang menyenangkan.
3. Kurang Berolahraga
Diet tanpa diimbangi olahraga ibarat berjalan dengan satu kaki. Menurunkan berat badan memang bisa dilakukan dengan mengatur pola makan, tetapi hasilnya tidak akan maksimal jika tidak disertai aktivitas fisik.
Olahraga membantu membakar kalori dan lemak lebih banyak, sekaligus menjaga kebugaran tubuh.
Tidak perlu olahraga berat, cukup aktivitas ringan seperti senam, joging, yoga, atau jalan cepat. Jika dilakukan rutin, hasilnya akan lebih terasa. Bagi yang ingin hasil optimal, penggunaan alat olahraga juga bisa membantu mempercepat pembakaran kalori.
4. Melewatkan Waktu Sarapan
Banyak orang masih percaya bahwa melewatkan sarapan bisa mempercepat penurunan berat badan. Padahal, hal itu justru bisa membuat tubuh lemas dan memperlambat metabolisme.
Sarapan yang sehat justru penting untuk memulai proses metabolisme sejak pagi dan membantu tubuh membakar kalori lebih cepat. Studi menunjukkan, orang yang rutin sarapan cenderung lebih mudah menjaga berat badan ideal dibanding mereka yang jarang makan di pagi hari.
5. Konsumsi Alkohol
Alkohol kerap dipilih sebagian orang sebagai cara untuk bersantai. Padahal, kebiasaan ini justru bisa menjadi penghambat keberhasilan diet. Alkohol dapat memengaruhi kualitas tidur, membuat tubuh mudah lelah, serta meningkatkan risiko cemas dan depresi.
Lebih buruk lagi, minum alkohol berlebihan dapat menambah asupan kalori harian yang tidak disadari. Jika dilakukan terus-menerus, kebiasaan ini bisa menyebabkan kenaikan berat badan dan memicu obesitas.
Kegagalan diet tidak selalu berarti kurang disiplin atau lemah tekad. Ada banyak faktor tersembunyi yang sering luput diperhatikan, mulai dari pola tidur, pengaruh emosi, hingga gaya hidup yang tidak sehat.
Untuk berhasil menurunkan berat badan, diet harus dilakukan dengan cara yang seimbang. Selain mengatur pola makan, penting juga menjaga kualitas tidur, berolahraga teratur, menghindari alkohol, serta memiliki motivasi yang kuat. Dengan begitu, diet tidak hanya sukses, tapi juga berkelanjutan dan menyehatkan tubuh dalam jangka panjang. (Halodoc, Euracare/Z-1)


















































