
NELAYAN tradisional di pesisir perairan laut Selat Malaka, kawasan Provinsi Aceh, sejak sepekan terakhir resah. Mereka adalah penanggung jawab nafkah keluarga yang biasanya berlayar mencari ikan di perairan lepas pantai setempat.
Keresahan para nelayan itu karena gelombang tinggi dan angin kencang tidak menentu arah, sehingga perahu mereka terombang-ambing tidak tentu arah. Ditambah lagi suhu air laut di pada kedalaman tertentu terasa seperi dingin dan tidak disukai kawanan ikan.
"Suasana bawah laut terasa teduh dan dingin. Kemudian arah angin sering kali berubah arah sehingga perahu mudah terombang gelombang" tutur Muslim, pencari ikan lepas pantai Selatan Malaka, Kawasan Laweueng, Kabupaten Pidie, Kamis (11/9).
Dikatakan Muslim, akibat cuaca tidak bersahabat sepekan terakhir itu, sekarang telah mempengaruhi hasil tangkapan ikan nelayan. Produksi ikan laut yang biasanya melimpah, sekarang kosong.
"Banyak yang gagal perolehan hasil tangkapan. Akhir nya pulang tangan kososong" tutur Ibnu, nelayan lainnya.
Amatan Media Indonesia, akibat krisis hasil tangkapan banyak nelayan yang pulang lebih awal mencari ikan. Dari biasanya pulang berlayar sampai sore, sekarang hanya menjaring ikan setengah hari atau sampai siang.
Apalagi jangankan untuk memperolen hasil tangkapan ikan sebagaimana biasa, kadang untuk menutupi biaya operasional seperti beli minyak mesin perahu dan jajanan harian tidak cukup.
"Bahkan cukup banyak nelayan yang libur melaut. Mereka resah tidak mendapat hasil tangkapan" tutur Ibnu. (MR/AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE)
TEKS PHOTO: Nelayan memarkir perahu saat pulang melaut tidak memperoleh hasil tangkapan ikan. MI/AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE