Hari yang Dilarang untuk Mengganti Puasa Ramadhan: Panduan Lengkap

7 hours ago 1
 Panduan Lengkap ilustrasi(freepik)

MENGGANTI puasa Ramadhan yang tertinggal, atau qadha, wajib dilakukan oleh umat Islam yang tidak berpuasa karena uzur, seperti sakit, bepergian, atau haid. Namun, ada hari-hari tertentu yang dilarang untuk mengganti puasa Ramadhan menurut syariat Islam. Artikel ini menjelaskan hari-hari tersebut beserta dalil dari Al-Qur’an dan hadits, serta panduan praktis untuk qadha puasa dengan bahasa yang mudah dipahami.

Apa Itu Qadha Puasa Ramadhan?

Qadha puasa adalah kewajiban mengganti hari-hari puasa Ramadhan yang ditinggalkan karena alasan syar’i. Dalil kewajiban ini terdapat dalam Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 184:

Teks Arab:
فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ

Terjemahan:
“Maka, barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain.” (QS. Al-Baqarah: 184)

Ayat ini menegaskan bahwa qadha harus dilakukan di luar bulan Ramadhan, tetapi tidak boleh dilakukan pada hari-hari yang dilarang.

Hari yang Dilarang untuk Mengganti Puasa Ramadhan

Berikut adalah hari-hari yang dilarang untuk qadha puasa Ramadhan, lengkap dengan referensi Al-Qur’an dan hadits:

1. Hari Idulfitri (1 Syawal)

Hari Idulfitri adalah hari raya setelah Ramadhan, dan puasa pada hari ini dilarang, termasuk qadha puasa. Hal ini berdasarkan hadits:

Hadits:
“Rasulullah SAW melarang berpuasa pada dua hari, yaitu hari Idulfitri dan hari Iduladha.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hikmah: Idulfitri adalah hari untuk makan, minum, dan bersyukur setelah sebulan berpuasa.

2. Hari Iduladha (10 Zulhijah)

Hari Iduladha adalah hari raya kurban, dan puasa pada hari ini juga dilarang. Dalilnya sama dengan hadits di atas:

Hadits:
“Rasulullah SAW melarang berpuasa pada dua hari, yaitu hari Idulfitri dan hari Iduladha.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hikmah: Hari ini dimaksudkan untuk merayakan ibadah kurban dan menikmati hidangan.

3. Hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijah)

Hari Tasyrik adalah tiga hari setelah Iduladha. Puasa, termasuk qadha, dilarang pada hari-hari ini. Dalilnya adalah:

Hadits:
“Hari-hari Tasyrik adalah hari untuk makan, minum, dan berdzikir kepada Allah.” (HR. Muslim)

Hadits Tambahan:
“Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari Tasyrik kecuali bagi yang tidak mendapatkan hewan kurban ketika menunaikan haji.” (HR. Bukhari)

Hikmah: Hari Tasyrik adalah waktu untuk bersyukur, menikmati hidangan kurban, dan berdzikir.

4. Hari Syak (Hari yang Diragukan)

Hari Syak adalah hari terakhir bulan Syaban yang diragukan sebagai awal Ramadhan karena hilal tidak terlihat. Puasa pada hari ini dilarang, termasuk qadha. Dalilnya:

Hadits:
“Barang siapa yang berpuasa pada hari yang meragukan, berarti telah berbuat durhaka terhadap Abul Qasim (Rasulullah SAW).” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Majah)

Hikmah: Larangan ini untuk memastikan puasa dimulai sesuai ketentuan syariat berdasarkan hilal.

5. Hari Jumat (Menurut Sebagian Pendapat)

Beberapa ulama, terutama dari mazhab Syafi’i, menganggap puasa hanya pada hari Jumat bersifat makruh, kecuali jika digabung dengan hari sebelum atau sesudahnya. Dalilnya:

Hadits:
“Janganlah kalian berpuasa pada hari Jumat, kecuali jika disertai dengan sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hikmah: Hari Jumat dianggap sebagai hari raya mingguan, sehingga puasa tunggal di hari ini kurang dianjurkan.

Alasan Larangan Puasa pada Hari-Hari Tertentu

Larangan berpuasa pada hari-hari tersebut memiliki hikmah syariat, seperti:

  • Menghormati hari raya: Idulfitri, Iduladha, dan Tasyrik adalah waktu untuk merayakan dan bersyukur.
  • Mengikuti sunnah: Rasulullah SAW melarang puasa pada hari-hari ini untuk menjaga keseimbangan antara ibadah dan kebahagiaan.
  • Menjaga kesehatan: Hari-hari seperti Tasyrik dimaksudkan untuk makan dan minum agar tubuh tetap sehat setelah ibadah kurban.

Tips Mengganti Puasa Ramadhan dengan Benar

Agar qadha puasa sah dan sesuai syariat, perhatikan tips berikut:

  • Periksa kalender Islam: Hindari hari Idulfitri, Iduladha, Tasyrik, dan Syak.
  • Segera laksanakan qadha: Jangan tunda hingga mendekati Ramadhan berikutnya. Aisyah RA pernah mengganti puasa di bulan Syaban. (HR. Muslim)
  • Niat dengan benar: Ucapkan niat qadha sebelum fajar, misalnya: “Nawaitu shauma ghadin ‘an qadha’i fardhi syahri Ramadhana lillahi ta’ala” (Saya niat mengganti puasa Ramadhan esok hari karena Allah Ta’ala).
  • Konsultasi ulama: Jika ragu, tanyakan kepada ustaz atau ulama terpercaya.

Kesimpulan

Hari yang dilarang untuk mengganti puasa Ramadhan adalah hari Idulfitri, Iduladha, hari Tasyrik, hari Syak, dan hari Jumat (menurut sebagian pendapat jika puasa tunggal). Larangan ini didasarkan pada Al-Qur’an, seperti Surah Al-Baqarah ayat 184, dan hadits-hadits shahih dari Bukhari, Muslim, dan lainnya. Dengan memahami hari-hari terlarang ini, umat Islam dapat melaksanakan qadha puasa dengan benar dan sesuai syariat. Segera laksanakan qadha di hari yang diperbolehkan agar ibadah diterima Allah SWT.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |