2 days ago
11
Petani di Kabupaten Cirebon tengah melakukan panen.(MI/Nurul Hidayah)
HARGA gabah di Kabupaten Indramayu mulai turun. Namun diyakini, harga gabah akan tetap lebih tinggi dibandingkan harga pembelian pemerintah (HPP).
Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu Sutatang menjelaskan, saat ini harga gabah memang sudah turun. Sebelumnya harga gabah mencapai Rp8 ribu hingga Rp8.500 per kilogram. Namun seiring dengan bertambahnya areal tanaman padi yang panen, harga gabah kini turun menjadi Rp7.700 hingga Rp7.800 per kilogram.
"Harga itu masih di atas harga pembelian yang ditetapkan pemerintah yaitu sebesar Rp6.500 per kilogram," tutur Sutatang, Kamis (11/9).
Ada pun areal pertanian yang sudah panen tersebar di Kecamatan Bongas, Cikedung, dan Terisi. Untuk luas arealnya sekitar 30% dari luas tanam di musim kemarau tahun ini yang mencapai 125 ribu hektare. Diperkirakan areal tanaman padi yang panen akan semakin banyak di akhir Oktober mendatang.
Namun Sutatang yakin tidak akan ada puncak panen di Kabupaten Indramayu. "Diperkirakan panen masih ada hingga Desember mendatang," tuturnya.
Penyebabnya ialah saat ini masih ada areal pertanian yang baru mulai tanam. "Seperti di Kecamatan Krangkeng, saat ini usia tanaman padi baru sekitar 10 harian," jelasnya.
Selain di Kecamatan Krangkeng, areal yang baru tanam juga ada di Sukra, Anjatan, dan Patrol.
Masih adanya tanaman padi yang berusia muda karena petani mengalami keterlambatan panen. "Pada Juli kondisinya sudah kering. Agustus, hujan mulai turun lagi. Selain itu daerah-daerah tersebut juga berada di ujung irigasi, baik irigasi dari Waduk Jatigede maupun Waduk Jatiluhur," kata Sutatang.
Ia juga meyakini, sekali pun kini harga gabah turun karena panen mulai meluas, harganya tetap akan lebih tinggi dibandingkan harga pembelian pemerintah. Selain karena kualitas gabah di musim gadu lebih bagus, juga sebagian besar petani akan menyimpan dahulu gabah yang mereka panen. (UL/E-1)
