Harga Beras Medium di Jabar Turun, Beras Premium Masih Tinggi

2 hours ago 2
Harga Beras Medium di Jabar Turun, Beras Premium Masih Tinggi Pedagang menyiapkan beras di salah satu toko beras di Pasar Kosambi, Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/8).(MI/Naviandri)

PADA semester pertama Juli hingga September 2025, harga beras medium di Provinsi Jawa Barat (Jabar) cenderung menurun. Ini berbeda dengan harga beras premium yang cenderung naik. Penurunan harga beras medium dipicu dnegan masifnya penyaluran beras melalui program pemerintah.  

“Harga beras medium cenderung menurun tipis pada semester pertama maupun pada Juli- September 2025. Pada awal September 2025 harga rata-rata beras medium di wilayah Jabar berada di angka Rp13.259 per kilogram. Sedangkan pada 15 September 2025 turun menjadi Rp13.244 per kilogram atau turun sekitar 0,09%,” terang Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, Nining Yuliastiani, Kamis (18/9).

Menurut Nining, berdasarkan hasil pemantauan SP2KP Kementerian Perdagangan, turunnya harga pada dua minggu terakhir tak lepas dari gencarnya penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui Gerakan Pasar Murah, pasar rakyat dan gerai ritel modern hingga pelosok daerah.  Namun secara rata-rata, harga beras medium di Jabar masih berada di bawah harga eceran tertinggi (HET) pemerintah yaitu Rp13.500 per kilogram.

“Meski demikian, terdapat beberapa kabupaten/kota yang harga beras mediumnya masih di atas HET, seperti di Kabupaten Bogor, Karawang, Sumedang, Kuningan, Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kota Bekasi,” ungkap Nining.

Namun, lanjut Nining, dari sisi ketersediaan, dipastikan masyarakat tidak perlu khawatir. Neraca pangan per Agustus 2025 menunjukkan stok beras mencapai 2,2 juta ton, sementara kebutuhan hanya 536 ribu ton sehingga masih terdapat surplus sekitar 1,7 juta ton. Begitu juga produksi beras periode Januari–Oktober 2025 meningkat. Saat ini produksi gabah kering panen (GKP) mencapai 10,63 juta ton, naik dari 9,1 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.

“Memang kondisi ini berbanding terbalik dengan beras premium yang harganya masih tinggi atau cenderung menunjukan tren kenaikan, berdasarkan pemantauan SP2KP di sepanjang 2025. Pada Januari 2025 harga rata-rata berada di Rp14.712 per kilogram dan per 15 September naik menjadi Rp14.866, mendekati HET sebesar Rp14.900 per kilogram,” jelasnya.

Nining menambahkan, banyak kabupaten/kota yang harga beras premiumnya sudah melebihi HET, seperti Kota Bogor, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Banjar, Karawang, Ciamis, Sumedang, Subang, Kota Cirebon dan Kota Bekasi. "Dengan demikian penyaluran SPHP yang masif ternyata belum mampu menurunkan harga beras premium yang harganya cenderung naik,” jelasnya.

Saat ini kata Nining, dari hasil pemantauan di lapangan, produsen beras premium diketahui mulai mengalihkan sebagian produksinya untuk beras khusus atau beras fortifikasi dengan kandungan tertentu yang tidak diatur HET. Harganya bisa mencapai Rp20 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram. Dengan kondisi ini, pihaknya berupaya menjaga stabilitas pasokan dan harga agar tetap terjangkau. (E-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |