
GUBERNUR DKI Jakarta, Pramono Anung, bersama jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, meresmikan Halte Transjakarta Jaga Jakarta di kawasan Senen, Jakarta Pusat, pada Senin (8/9). Sebelumnya, halte ini dikenal dengan nama Halte Senen Sentral.
Pengguna Transjakarta mengapresiasi gerak cepat Pemprov DKI Jakarta dalam memperbaiki fasilitas umum yang rusak. Dita, 29, sempat emosional melihat kondisi halte yang biasa ia gunakan. "Ini jadi momen pengingat sebagai warga Jakarta ya. Langsung teringat betapa mencekamnya demo kala itu. Semoga tidak terulang lagi ya," ucap Dita.
Tika, 30, pegawai swasta yang aktif naik Transjakarta menyempatkan diri melihat langsung kondisi halte yang tengah diperbaiki, salah satunya Halte Jaga Jakarta. "Saya apresiasi Halte Sentral Senen yang sekarang udah diubah jadi Halte Jaga Jakarta. Ini bagus dan ada memorial gitu biar kejadian pengerusakan tidak terulang lagi dan kita sama-sama jaga," kata Tika terharu.
Sementara itu, Gubernur Pramono menjelaskan, perubahan nama menjadi pengingat bersama agar peristiwa kerusuhan di masa lalu tidak terulang kembali. “Nama Jaga Jakarta menegaskan bahwa menjaga kota ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga peran aktif seluruh masyarakat. Nama ini menjadi simbol kebersamaan dalam menjaga keamanan, kenyamanan, serta semangat gotong-royong warga Jakarta,” tuturnya.
Pramono juga menyampaikan apresiasi kepada warga Jakarta atas kepedulian dan kebersamaan yang ditunjukkan saat kota menghadapi situasi sulit akibat aksi unjuk rasa beberapa waktu lalu.
“Berkat kerja sama seluruh pihak, aktivitas di Jakarta kembali normal dalam waktu kurang dari satu minggu, termasuk layanan Transjakarta yang kini kembali beroperasi dengan tarif normal,” imbuhnya.
Pramono turut menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pekerjaan Umum (PU) atas arahan Presiden Prabowo Subianto yang menugaskan perbaikan halte dan jembatan penyeberangan orang (JPO) di kawasan Senen maupun Polda Metro Jaya. Proses perbaikan mencakup fasilitas lift dan aksesibilitas, dengan target selesai pada Desember 2025.
“Seluruh fasilitas pendukung halte, mulai dari area ibadah, toilet, hingga ruang usaha kecil sudah dipersiapkan dengan baik. Sementara untuk JPO dan lift, akan segera dituntaskan Kementerian PU,” jelasnya.
Pramono menegaskan, seluruh halte yang kembali beroperasi telah melalui uji keamanan. Beberapa bagian yang masih menampilkan jejak peristiwa sebelumnya, seperti tiang yang sempat terbakar, sengaja dibiarkan sebagai pengingat agar kejadian serupa tidak terulang.
KABAR POSITIF
Lebih lanjut, Pramono membagikan kabar positif mengenai pengakuan internasional terhadap fasilitas publik Jakarta. Menurut hasil survei lembaga dunia Time Out, Jakarta kini menempati peringkat ke-17 dari 50 kota dengan fasilitas transportasi publik terbaik di dunia, dan berada di posisi kedua di Asia Tenggara setelah Singapura.
“Ini pencapaian yang patut kita syukuri. Namun, lebih dari sekadar peringkat, yang terpenting adalah menghadirkan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat Jakarta setiap hari,” tegasnya.
Adapun biaya perbaikan fasilitas pendukung halte, JPO, dan lift di Senen serta Polda Metro Jaya diperkirakan mencapai Rp19–20 miliar.
APRESIASI
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike mengapresiasi langkah cepat Pemprov DKI Jakarta dalam memulihkan kondisi Ibu Kota usai dilanda gelombang aksi demonstrasi. “Kami mengapresiasi ya langkah Pak Gubernur. Pemprov sangat cepat mengantisipasi, walaupun kita sangat menyayangkan ada fasilitas umum yang seharusnya tidak perlu dirusak,” ujar Yuke.
Hal serupa diungkap Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Nova Harivan Paloh. Ia menegaskan penamaan baru Halte Jaga Jakarta harus dimaknai sebagai pengingat kolektif bagi warga untuk merawat fasilitas publik.
“Transjakarta ini sudah punya rute bukan hanya di dalam kota, tapi daerah sekitar Jakarta. Kita di Komisi B menginginkan bahwa artinya sama-sama kita jaga. Terkait dengan Halte Jaga Jakarta, kita harus sadar untuk merawat halte kita ini,” ujar Nova, Senin (8/9). (Far/H-1)