Suasana di The Indonesia Pavilion at Expo 2025 Osaka(MI/HO)
WORLD Expo 2025 Osaka digelar pada 15-21 September lalu. Bappenas menggandeng Greenhope sebagai salah satu dari 40 peserta yang berpartisipasi di The Indonesia Pavilion di pameran tersebut,
The Indonesia Pavilion at Expo 2025 Osaka, yang dibuka untuk pengunjung mulai 13 April hingga 13 Oktober 2025, menampilkan perpaduan tradisi dan visi. Kegiatan ini juga bertujuan untuk untuk meningkatkan investasi langsung asing (FDI) serta menunjukkan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, inovasi, dan kemitraan global.
Ada sekitar 56 produk yang dibawa Greenhope untuk ikut dipamerkan dalam perhelatan ini. Produk-produk tersebut berupa bioplastik dan biodegradable additive yang sudah digunakan menjadi kemasan dan plastik beragam produk dan merek. Bentuknya bervariasi mulai dari bahan mentah, film, dan sebegainya.
Greenhope merupakan perusahaan teknologi yang fokus dalam pengelolaan sampah plastik dengan penggunaan bahan berkelanjutan. Salah satu konsep yang diusung adalah return to Earth yang menawarkan solusi berbasis biodegradable dan bio untuk mengatasi polusi sampah plastik dan krisis iklim.
Produk-produk yang dihasilkan Greenhope ddapat terurai di akhir masa pakai dengan mengurangi penumpukan plastik di tempat pembuangan akhir (dan jika tidak sengaja bocor ke alam) dan mempercepat penguraian bahan secara alami oleh alam dengan aman.
Selain itu, produk berbasis bio bersumber secara lokal untuk mengalihkan ketergantungan pada bahan bakar fosil, mengurangi jejak karbon.
Menurut CEO Greenhope Tommy Tjiptadjaja, return to earth dengan menyediakan solusi material yang cocok untuk menggantikan barang-barang plastik yang terlalu kecil dan terkontaminasi, tidak cocok untuk digunakan kembali atau tidak layak secara ekonomi untuk didaur ulang.
"Untuk sampah plastik yang benar-benar tidak dapat diselamatkan. Untuk barang-barang pascakonsumen yang memiliki dampak negatif dalam hal energi, air, waktu, uang, untuk dicoba dihemat," ujarnya.
Greenhope menyediakan beberapa produk yang menunjang prinsip berkelanjutan. Pertama, Ecoplas, berupa bioplastik sebagai lapisan penutup tempat pembuangan akhir (TPA) ramah lingkungan. Inovasi asli Indonesia yang sudah dipatenkan di Amerika Serikat (AS), Singapura, dan Indonesia ini sejalan dengan Permen PU Nomor 3 Tahun 2013.
Ecoplas terbuat dari bahan dasar tepung singkong binaan petani lokal. Ecoplas lebih aman karena tidak mudah terbakar dibandingkan penutup plastik konvensional.
Ecoplas juga membuat usia TPA lebih panjang dengan harga 50 persen lebih murah ketimbang penutup dari tanah.
Ecoplas Routine Landfill Cover memenuhi persyaratan teknis atau fungsional dengan mencegah masuknya air hujan dan mengendalikan bau, sehingga dapat menghambat penyebaran penyakit, mengurangi polusi gas metana dan emosi karbondioksida yang menjadikan kualitas udara dan lingkungan lebih bersih.
Kedua, Naturloop yang merupakan kemasan plastik ramah lingkungan berbahan dasar nabati. Bahan nabati yang digunakan juga tidak diperuntukkan bagi makanan sehingga tidak mengganggu bahan pangan di masyarakat.
Ketiga, Oxium, yakni bahan aditif berbentuk biji plastik yang berfungsi untuk mendegradasi plastik melalui proses oksidasi dan biodegradasi. Proses degradasi plastik yang semula membutuhkan waktu ratusan tahun dipercepat menjadi dua sampai lima tahun dan tidak meninggalkan residu mikroplastik. (Z-1)


















































