Gunakan Malam Berbahan Sawit, Pembatik Laweyan Raih Sertifikasi RSPO, Yuk Borong di Inacraft!

1 month ago 22
Gunakan Malam Berbahan Sawit, Pembatik Laweyan Raih Sertifikasi RSPO, Yuk Borong di Inacraft!  Inacraft 2025 yang berlangsung pada 1–5 Oktober di Jakarta International Convention Center.(Dok Istimewa)

Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) berhasil mengembangkan formula palm-based batik wax dan meraih Sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil Supply Chain Certification (RSPO SCC). Terobosan penting ini menjadi penanda, tradisi dan seni dapat berdampingan dengan praktik keberlanjutan yang diakui global.

FPKBL juga memperluas inovasinya melalui peluncuran lilin dekoratif dan lilin aromaterapi, hasil pengembangan bersama Daemeter. Produk-produk tersebut ditampilkan dalam Inacraft 2025 yang berlangsung pada 1–5 Oktober di Jakarta International Convention Center. Pameran ini menampilkan berbagai kerajinan Tanah Air.

Produk berkelanjutan olahan minyak bumi lainnya dipamerkan SpaFactory Bali dalam lini produk Boemi Botanical, merek ternama dari Bali yang kini telah tersertifikasi RSPO SCC. 

"Keberlanjutan bukan sekadar konsep di sektor hulu, tetapi juga dapat diwujudkan dalam produk hilir yang dekat dengan kehidupan konsumen, sekaligus memperkaya ekosistem pariwisata," kata Direktur Eksekutif Center for Entrepreneurship, Change, and Third Sector (CECT) Maria UthaUniversitas Trisakti di Jakarta, Kamis (2/10). 

Pencapaian ini merupakan hasil kerja sama lintas lembaga. WWF Indonesia dan CECT Universitas Trisakti mendampingi proses sertifikasi, sementara Control Union sebagai lembaga sertifikasi yang mendukung proses audit sertifikasinya. "Momentum ini membuktikan bahwa keberlanjutan dapat menjadi nilai tambah dalam daya saing UMKM, tidak hanya di pasar domestik tetapi juga di kancah global," kata Maria Utha.

Ketua FPKBL Alpha Febela Priyatmoko menyatakan pencapaian yang diraih pihaknya membuktikan kreativitas bisa berjalan seiring dengan keberlanjutan, terobosan ini bahkan membuka jalan ke pasar yang lebih luas. 

"UMKM batik seperti kami akhirnya bisa membuktikan bahwa keberlanjutan itu inklusif, memberi semangat baru untuk berkreasi sekaligus memperluas akses ke pasar internasional. Keberhasilan ini adalah hasil kerja kolektif yang tidak mungkin ditempuh sendirian.”

Deputy Director Market Transformation RSPO (Indonesia) Windrawan Inantha menegaskan, capaian ini adalah tonggak awal peningkatan konsumsi produk sawit berkelanjutan di Indonesia. Sertifikasi RSPO bukan hanya penting bagi petani kecil di hulu, tetapi juga sama krusialnya bagi UMKM di hilir seperti FPKBL dan SpaFactory Bali. 

"Dengan sustainability meets creativity, kita membuka pintu bagi inisiatif yang lebih besar, yang akan menghubungkan rantai pasok berkelanjutan dari hulu hingga hilir secara nyata. Kreativitas dan keberlanjutan bisa berjalan berdampingan, dan UMKM kreatif memberi kontribusi nyata dalam transformasi industri sawit,” kata WIndrawan.

Sebagai rangkaian Inacraft 2025, telah dilaksanakan Craft Talk bertema “Sustainability Meets Creativity. Managing Director Control Union Indonesia Gayan Wejesiriwardana pada diskusi itu menekankan, sertifikasi bagi UMKM di sektor hilir membuktikan bahwa standar keberlanjutan dapat diakses oleh usaha kecil. Ini adalah jembatan agar UMKM naik kelas dan memperkuat kepercayaan konsumen. Kreativitas lokal kini bisa disejajarkan dengan standar global. 

"Kami percaya bahwa keberlanjutan dan daya saing harus inklusif, sehingga pelaku usaha kecil juga bisa menjadi bagian dari pasar global yang lebih beretika.” (X-8)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |