Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengunjungi orangtua korban ambruknya musala Ponpes Al Khoziny.(MI/Faishol Taselan)
GUBERNUR Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan pesan kepada keluarga korban ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny. Ia berpesan agar keluarga santri terus tetap bersabar, kuat, dan tabah serta ikhlas menunggu hasil identifikasi yang dilakukan Tim DVI Polri di RS Bhayangkara.
Hal itu disampaikan Khofifah ketika menemui keluarga santri. Selama proses identifikasi, mereka diberikan ruang tunggu untuk menanti kabar hasil identifikasi.
"Bagi wali santri dan keluarga yang masih menunggu proses identifikasi mohon bersabar, kuat, tabah, dan ikhlas sampai hasil identifikasi dilakukan rekonsiliasi oleh Tim DVI dan ahli," di Surabaya, Selasa (7/10).
Khofifah mengajak semua mendoakan yang sudah teridentifikasi dipanggil ke haribaan Allah SWT, mereka bahagia di sisi Allah.
"Mudah-mudahan semua yang dipanggil dalam keadaan mati syahid. Karena mereka sedang mencari ilmu dan menjalankan ibadah salat," ungkapnya.
Khofifah menyempatkan diri berbicara langsung dengan para keluarga korban, termasuk dengan Halimah, orangtua almarhum Saki Yusuf, salah satu santri yang turut menjadi korban.
“Semua jenazah masih dalam proses identifikasi. Ibu makan ya, jangan sampai tidak makan. Kalau ibu sakit nanti malah tidak bisa menemani proses ini,” ujar Khofifah sembari menggenggam dan memeluk erat Halimah.
Tak hanya memberikan penguatan moral, Gubernur Khofifah juga turut membantu menghubungi keluarga korban lain yang berada di Bangkalan agar dapat segera datang ke Surabaya untuk proses pencocokan data Ante Mortem.
“Proses identifikasi masih terus dilakukan secara teliti dan hati-hati oleh tim DVI dengan mencocokan data Ante Mortem (AM) dan Post Mortem (PM) serta DNA,” jelas Mantan Menteri Sosial itu.
Khofifah pun menilai kinerja Tim DVI bersama tim Ante Mortem dan Post Mortem sungguh luar biasa. Mereka bekerja keras 24 jam nonstop melakukan kerja maraton dan profesional dan sangat proaktif. Koordinasi demi koordinasi dilakukan secara intens.
Hal tersebut membuahkan hasil. Total sebanyak 17 jenazah teridentifikasi. Lima jenazah teridentifikasi terlebih dahulu di rumah sakit Sidoarjo. Sementara 12 lainnya diidentifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.
Dalam mengidentifikasi jenazah, Gubernur Khofifah menyebut bahwa RS Bhayangkara melibatkan banyak tim di antaranya tim pakar hingga tim forensik dari Unair dalam proses rekonsiliasi sehingga disimpulkan sebagai proses akhir dari identifikasi.
Mengingat tugas operasi gabungan tim SAR telah selesai, maka hari ini Selasa (7/10) operasi SAR akan ditutup dan selanjutnya penanganan korban fokus di RS Bhayangkara bersama tim DVI Polda Jatim. (FL/E-4)


















































