
SEBANYAK 530.000 murid baru SMA, SMK dan SLB negeri dan swasta di Jawa Timur telah melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) secara serentak, Senin (14/7) lalu.
Secara khusus, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak semua pihak berkomitmen memanfaatkan MPLS tahun ini untuk pembentukan karakter unggul dengan pendekatan Ramah Anak , Edukatif, Inklusif, Partisipatif, dan Adaptif (RAMAH).
Ia kemudian menjelaskan konsep RAMAH dalam MPLS kali ini. Yang pertama adalah Ramah. Dimana nilai ini ditujukan untuk pembentukan karakter yang menjaga nilai-nilai toleransi, menghargai, saling menolong, dan menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar.
“Jadilah siswa yang Ramah, jalin persahabatan dengan teman-teman baru, hormati guru-guru kalian, dan sayangi lingkungan sekolah," kata Khofifah, Jumat (18/7).
Kemudian Edukatif bermakna MPLS ini didesain untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan yang relevan bagi siswa. Para siswa diharapkan mempelajari segala hal dengan antusias, manfaatkan setiap sesi untuk bertanya, berdiskusi, dan memahami lingkungan baru. Inklusif artinya semua siswa memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan terbaik.
"Tidak ada perbedaan, tidak ada diskriminasi. Kita semua adalah satu keluarga besar pelajar Jawa Timur, Mari kita jaga semangat kebersamaan ini." ajaknya.
Lalu Partisipatif berarti siswa adalah subjek, bukan objek, sehingga para siswa diharapkan bersikap aktif dalam setiap kegiatan dan memberikan ide-ide terbaik kalian.
Sedangkan Adaptif memiliki arti MPLS menunjukkan adaptasi kita terhadap perubahan, dengan melibatkan peserta daring dari berbagai daerah.
"Bergabunglah dengan ekstrakurikuler yang sesuai minat dan bakat kalian. Jadilah bagian aktif dari sekolah ini. Cara belajar yang yang terus berubah menuntut semua untuk beradaptasi termasuk para siswa," jelasnya.
"Ini adalah bukti bahwa pendidikan di Jawa Timur terus berinovasi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman," tambahnya.
Pada hari pertama MPLS, dilakukan penandatanganan komitmen bersama oleh ribuan murid, kepala sekolah, dan pemerintah provinsi untuk melawan judi online (Judol), pinjaman online ilegal (Pinjol), bullying, hingga narkoba.
“Kami ingin melindungi anak-anak kita dari ancaman era digital. Kampanye anti judol dan pinjol ini sangat penting karena anak-anak sangat dekat dengan gawai. Sekolah harus menjadi benteng utama nilai moral dan karakter,” tegas Khofifah.
Dalam rangkaian kegiatan MPLS tersebut, para siswa turut menampilkan poster-poster edukatif bertema Anti Judi Online, Anti Pinjaman Online Ilegal, serta Anti Perundungan.
Gubernur Khofifah menyebut upaya tersebut merupakan langkah awal dalam menjalankan MPLS Ramah, sesuai yang dicanangkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Kegiatan ini menjadi langkah awal, pelaksanaan MPLS digelar serentak agar seluruh murid baru di Jawa Timur khususnya SMA, SMK dan SLB memahami, mengetahui dan mengikuti prosedur dalam pelaksanaan MPLS Ramah yang ditetapkan Kemendikdasmen.
"Salah satunya adalah di dalam MPLS Ramah itu menekankan tanpa ada perpeloncohan, anti perundungan, anti judi online, ketiga tentu diharapkan kita mensosialisasikan anti judul dan anti pinjol di lingkungan sekolah," ujarnya.
Pentingnya kampanye ini, lanjut Khofifah, karena saat ini para murid sangat dekat dengan gadget. Apalagi perkembangan teknologi yang kian pesat, akan memberikan arus informasi yang mungkin bisa menjadi miss pemahaman di lingkungan mereka. Dengan edukasi ini mereka bisa memilah informasi atau tindakan agar tidak terjerumus ke pinjol dan judol, serta narkoba.
"Sehingga nanti kita harapkan mereka tidak terjerat pinjol dan tidak terjerat judi online. Karena itu kita harapkan ini bisa disosialisakan dengan baik," tegasnya.
Dalam MPLS Ramah ini, pelaksanaan dilakukan selama 5 hari. Selama MPLS mereka akan mengenal lebih dekat bagaimana lingkungan sekolah, kurikulum yang akan digunakan, aktifitas sekolah yang meliputi kegiatan ekstrakurikuler baik yang sifatnya akademik maupun non akademik serta gerakan 7 kebiasaan anak Indonesia Hebat.
"Ini yang kita harapkan nanti supaya betul-betul anak-anak kita bisa segera beradaptasi dengan lingkungannya di minggu berikutnya," ujar Khofifah.
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa baru SMA, SMK, dan SLB Negeri maupun Swasta se-Jawa Timur tahun 2025 menorehkan sejarah dengan memecahkan dua rekor sekaligus dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Kegiatan MPLS tersebut memecahkan rekor antara lain Senam Anak Indonesia Hebat Serentak oleh 530.000 murid dan guru se-Jawa Timur dan Inisiasi pemberian beasiswa dan pembiayaan pendidikan kepada murid SMA/SMK swasta terbanyak, yakni 72.841 murid.
Penyerahan piagam penghargaan dilakukan oleh Customer Relation Manager MURI kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang diwakili Kepala Inspektorat Provinsi Jatim Hendro Gunawan, didampingi Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai dan Anggota Komisi E DPRD Jatim Rasiyo, bertempat di SMA Hangtuah 1 Surabaya, saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) secara serentak.
Gubernur Khofifah menyampaikan apresiasi atas kolaborasi luar biasa seluruh ekosistem pendidikan di Jawa Timur, termasuk sekolah swasta dan para orang tua.
“Capaian ini adalah wujud komitmen kita bersama dalam menghadirkan pendidikan yang inklusif, sehat, dan berkarakter. Semangat ini harus terus dijaga agar sekolah menjadi ruang tumbuh yang aman dan inspiratif,” ujar Khofifah, Jumat (18/7).
Untuk pelaksanaan MPLS tersebut, senam massal di sekolah melibatkan 530.000 siswa dan guru dari SMA, SMK, dan SLB negeri maupun swasta di seluruh Jawa Timur. Kegiatan ini dilaksanakan secara serentak baik daring maupun luring, sebagai bentuk kampanye hidup sehat di lingkungan pendidikan.
Sementara penghargaan kedua, rekor MURI diraih atas keberhasilan Jawa Timur dalam menyalurkan beasiswa pendidikan yang merupakan hasil dari kerjasama kolaboratif antara Pemprov Jatim dan berbagai sekolah swasta di seluruh kabupaten/kota. Yaitu sebanyak 72.841 siswa SMA dan SMK swasta di berbagai kabupaten/kota.
Menurutnya, keterlibatan aktif sekolah swasta dalam mendukung program beasiswa menandai adanya kemitraan strategis antara pemerintah dan institusi pendidikan non-negeri, yang sangat penting untuk mewujudkan pembangunan manusia yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kami percaya bahwa pendidikan adalah jalan utama menuju kemajuan peradaban. Maka seluruh instrumen pendidikan, baik negeri maupun swasta, harus kita rangkul dan dukung bersama,” katanya.
*Karena di pundak para pelajarlah masa depan bangsa dititipkan. Setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini akan membentuk arah besar Indonesia ke depan,” imbuh Khofifah.
Gubernur Khofifah berharap raihan dua rekor MURI ini menjadi momentum penguatan pendidikan karakter di Jawa Timur, sekaligus inspirasi nasional dalam membentuk generasi emas Indonesia yang unggul, sehat, dan bermartabat.
“Semoga prestasi ini dapat menjadi pemicu semangat seluruh sekolah di Jatim untuk terus berinovasi, serta memperkuat sinergi pendidikan dengan nilai karakter, kesehatan, dan kepedulian sosial,”pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai menyebut pengenalan pada Kurikulum Nasional selama MPLS akan mempermudah murid memahami potensi dan minat mereka dalam mendalami peminatan. Seperti IPA, IPS ataupun Bahasa akan terkoneksi. Sehingga potensi mereka untuk bisa menyesuaikan di pendidikan lebih baik.
Apalagi di tahun ini sudah diterapkan tes kompetensi akademik (TKA) pada bulan November mendatang. TKA ini akan memberikan kesempatan bagi murid dalam berkompetisi di bidang ilmu akademik dan ilmu lain. Meski bukan menjadi penentu dalam kelulusan.
Usai upacara pembukaan MPLS, Dinas Pendidikan Jawa Timur juga mengajak seluruh murid baru baik yang mengikuti upacara pembukaan di SMA 1 Hang Tuah Surabaya maupun di satuan pendidikan masing-masing untuk menjalankan Senam Anak Indonesia Hebat. Kegiatan ini rencananya akan menjadi aktifitas rutin para murid sebelum pembelajaran di mulai. Dengan begitu para murid tidak merasa kantuk dalam ruang kelas dan lebih aktif didalam kelasnya.
"Karena Pak Menteri ingin setiap aktivitas senam sebelum mereka melakukan pembelajaran, Nah ini dilaksanakan senam bersama sebagai bentuk awal untuk kegiatan rutin sebelum belajar. Aktifitas ini akan menyehatkan murid, membuat segar pikiran dan semangat mereka sebelum melalui pembelajaran dikelas,"ungkap Aries.
Terkait bullying, Aries menegaskan selama MPLS berjalan guru tidak boleh ada di dalam ruang guru. Mereka wajib mendampingi dan memantau jalannya MPLS. Ini dilakukan sebagai bentuk pengawasan langsung yang dilakukan oleh guru untuk mencegah bullying
"Kalau dulu aktivitas banyak yang di koordinir oleh senior-seniornya. Nah ini tidak, kita minta guru ikut mendampingi," tegas Aries.
Jika aksi bullying masih ditemukan, lanjut Aries, pihaknya berharap ada sanksi tertentu sebagai konsekuensi yang merugikan. Sanksi itu akan dilihat berdasarkan tingkat tindak kekerasan atau tingkatan bulliying.
"Kita berharap tidak terjadi, tapi kalau terjadi maka tentu kita minta sekolah melakukan pembinaan-pembinaan. Ya maka sebab itu pengawasan ketat harus dilakukan, tidak bisa tidak. Kita bismillah (tindak bulliying tidak terjadi), karena sekolah kita kan banyak, kalau kita hitung negeri dan swasta hampir 4.000 lebih di sekolah di Jawa Timur ini. Tentu kita berharap bahwa pengawasan itu dilakukan secara ketat. Tapi kita berharap ini bisa zero di tahun ini," pungkas Aries.
Sebagai informasi, di isela upacara MPLS saat itu dilakukan pemberian seragam serentak diseluruh satuan pendidikan kepada murid program Afirmasi dari Gubernur Jawa Timur dan orang tua asuh yang berasal dari Guru.
Pada kesempatan ini pula diserahkan secara simbolis Pemberian Bantuan Pendidikan Program orangtua asuh dimana kegiatan ini telah dilakukan sejak 2 tahun terakhir dilingkungan Dindik Jatim untuk mengakomodir murid dari Program Afirmasi atau murid dari keluarga kurang mampu agar memperoleh hak pendidikan yang sama dan berkualitas dengan pembiayaan dari orangtua asuh.
Dalam upacara pembukaan MPLS Ramah di Jawa Timur, juga diresmikan program unggulan Dindik Jatim melalui bidang SMA yakni School Food Care. Program untuk mendukung pertahanan nasional gagasan Presiden Prabowo ini diharapkan mampu membentuk murid sehat, berkarakter dan berprestasi. Di samping itu, melalui program ini, murid dapat belajar melalui laboratorium alam sesuai dengan mata pelajaran seperti Biologi. (RO/Z-2)