PURA Hindu Bali pertama di Eropa telah resmi ada di Belanda. Pura yang diberi nama Pura Santa Citta Bhuwana tersebut diresmikan langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster pada Sabtu (3/5) di Belanda.
Wayan Koster menghadiri upacara melaspas sekaligus meresmikan Pura Santa Citta Bhuwana. Pura ini merupakan pura pertama di Eropa yang dibangun komunitas masyarakat Bali secara gotong royong. Gubernur Koster hadir mendukung penuh dengan membantu seluruh biaya upacara melaspas dan menghadirkan langsung Sulinggih serta pemangku untuk melaksanakan upacara melaspas tersebut. Material untuk pembangunan pura pun didatangkan langsung dari Bali.
Duta Besar RI untuk Belanda, Mayerfas, yang hadir langsung beserta istri dan jajaran KBRI menyambut baik momen bersejarah ini. Mayerfas mengatakan peresmian pura ini tidak saja menjadi kebanggaan masyarakat Bali tapi kebanggaan seluruh masyarakat Indonesia.
"Keinginan pembangunan pura ini sudah sejak lama, namun baru bisa direalisasikan mulai tahun 2023. Pura ini merupakan yang pertama di Eropa yang dibangun atas gotong royong masyarakat Bali di Belanda," katanya.
Mayerfas secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Bali Wayan Koster yang hadir langsung menyaksikan upacara melaspas sekaligus meresmikan pura ini.
"Terima kasih kepada Gubernur Bali yang telah berkenan hadir langsung menyaksikan dan meresmikan Pura ini," kata mantan Dubes RI untuk Vietnam dan Sekjen Kemenlu ini.
Acara melaspas Pura Santa Citta Bhuwana dipimpin oleh Ida Shri Bhagawan Putra Nata Nawa Wangsa Pemayun. Dihadiri oleh ratusan komunitas masyarakat Bali yang tinggal di Belanda, juga datang dari masyarakat Bali yang tinggal di Jerman, Perancis, Inggris, Belgia, dan Norwegia. Seluruh masyarakat Bali di sana hadir dengan antusias karena peresmian pura berlangsung tepat Hari Raya Kuningan. Ketua Yayasan Bali Abdi Samasta, Made Aniadi, Ketua Komunitas Hindu di Belanda Ketut Sriwahyuni, dan Pemilik Taman Indonesia Marlisa dan Mr Diederik Wareman serta sejumlah tokoh hadir pada peresmian pura.
Pura ini berada di Taman Indonesia yang dimiliki Ibu Marisa. Ia begitu mencintai Indonesia dan Bali, sehingga lahan untuk pura dihibahkan kepada Yayasan Bali Abdi Samasta. Pura ini dibangun atas inisiatif masyarakat Bali di Belanda difasilitasi yayasan, dengan dana gotong royong masyarakat serta didukung penuh oleh Kedutaan Belanda dan Pemprov Bali, dimana material bangunan Pura didatangkan langsung dari Bali.
Gubernur Bali Wayan Koster yang hadir langsung meresmikan pura tersebut, memberi apresiasi kepada masyarakat Bali atas kegigihan dan semangat gotong royong tinggi sehingga bisa membangun Pura hingga tuntas dan bisa di melaspas serta diresmikan pada Hari Raya Kuningan.
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster juga menyampaikan terima kasih kepada Kedutaan Besar Indonesia di Belanda dan pemilik Taman Indonesia.
"Saya berharap pura ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh masyarakat Bali di Belanda, serta dirawat sehingga memberi manfaat untuk selamanya, tidak saja untuk kepentingan Hari Raya tetapi sebagai wahana berkumpul mengembangkan rasa kekeluargaan dan kebersamaan sesama masyarakat Bali sebagai bentuk dedikasi kepada bangsa dan negara Indonesia," jelas Gubernur Bali dua periode ini.
Kehadiran Gubernur Bali Wayan Koster menjadi momen istimewa dalam melaspas dan peresmian pura. Warga Bali di Eropa, khususnya di Belanda merasakan dukungan luar biasa dari masyarakat dan Pemprov Bali.
Momen kehadiran Gubernur Koster tentunya tak ingin terlewatkan tanpa dokumentasi. Warga Bali di sini memanfaatkan momen langka ini untuk berfoto dan berswafoto bareng Koster. Tak hanya krama Bali di sini, tampak warga negara Belanda yang hadir juga antusias berfoto bareng Gubernur Koster. Seperti seorang warga Belanda yang mengenakan busana serba hitam pecalang yang turut abadikan foto bersama Gubernur Koster. (OL/E-4)