Ginting Tersingkir Akibat Match Point Kontroversial

1 month ago 13
Ginting Tersingkir Akibat Match Point Kontroversial Anthony Sinisuka Ginting(PBSI)

Anthony Sinisuka Ginting tersingkir di babak 16 besar Korea Open 2025 setelah kalah dari pemain jepang Kenta Nishimoto 18-21, 19-21.

Namun kekalahan Ginting itu diwarnai kontroversial di poin terakhir Kenta. Bola pukulan Ginting yang masuk dianggap keluar oleh wasit yang memimpin pertandingan.

Berlaga di Lapangan 3 Suwon Gymnasium, Kamis (25/9) sore WIB, Ginting nyaris selalu tertinggal dari pebulutangkis Jepang itu. Ginting mesti mengakui keunggulan Nishimoto dengan skor 18-21, 19-21.

Anthony Ginting memulai dengan unggul 4-1. Nishimoto meraih enam poin beruntun sehingga membalikkan kedudukan 7-4, sebelum menandai interval dengan 11-9.
Ginting kian kesulitan setelah Nishimoto membuka jarak dalam keunggulan 15-10. Smes keras Ginting hanya mengenai net sehingga memberikan Nishimoto keunggulan 16-12.

Nishimoto mencapai game point dalam keunggulan 20-16. Ginting menambah dua angka, sebelum Nishimoto menyudahi game pertama 21-16.

Nishimoto melanjutkan momentum dengan meraih empat poin berturut-turut untuk mengungguli Anthony Ginting 4-1 di awal gim kedua. Ginting sempat memangkas jarak jadi satu poin saja dalam kedudukan 7-8, tapi Nishimoto meraup tiga poin berturut-turut untuk memimpin 11-8 di 

Ginting kembali membayangi Nishimoto setelah meraih empat poin beruntun dalam kedudukan 12-13. Nishimoto menjauh lagi usai memenangi lima poin selanjutnya dengan skor 18-12.

Permainan Ginting memaksa Nishimoto melakukan kesalahan-kesalahan sendiri. Tiga poin didapat Ginting untuk memangkas jarak 18-19. Sambaran Nishimoto di depan net menciptakan match point dalam kedudukan 20-18.

Anthony Ginting menambah satu angka. Netting Ginting dinyatakan keluar, Nishimoto memastikan kemenangan 21-19 untuk maju ke perempatfinal Korea Open 2025.

Seusai pertandingan Ginting berucap syukur karena merasa bisa memberikan yang terbaik dan tanpa cedera. "Tadi sudah mencoba berbagai cara, memang adu strategi dari awal sampai terakhir," kata dia.

"Di gim kedua, saya terlalu banyak masuk ke dalam permainan Nishimoto. Sempat mengejar tapi di terakhir ada insiden yang tidak mengenakkan. Bolanya jelas masuk tapi mungkin teriakan lawan ketika bola belum menyentuh karpet membuat line judge kaget dan reflek memutuskan keluar," ujarnya.

"Ke depan semoga ada perhatian lebih dan perbaikan dari BWF untuk kasus-kasus seperti ini terutama di lapangan-lapangan pinggir yang tidak tersedia Instant Replay System," katanya (P-5).

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |