GIIAS Bandung 2025 sudah dibuka, Rabu (1/10) dan akan berakhir 5 Oktober.(MI/NAVIANDRI)
PAMERAN otomotif GIIAS Bandung 2025 tidak hanya menjadi ajang perkenalan teknologi kendaraan terbaru, terutama kendaraan listrik, tetapi juga merefleksikan besarnya kontribusi industri otomotif terhadap perekonomian nasional.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate) Kementerian Perindustrian RI, Setia Diarta pada pembukaan GIIAS 2025 di Kota Bandung, Rabu (1/10).
"Sektor otomotif merupakan motor penggerak industri nasional. Pada 2024 nilai tambah bruto dari industri kendaraan bermotor di Indonesia mencapai 110 miliar dolar AS. Dengan efek berganda (multiplier effect) yang diperkirakan memberikan dampak hingga Rp372 triliun pada sektor utama dan Rp422 triliun di sektor e-commerce," jelasnya.
Menurut dia, industri otomotif bukan hanya menciptakan nilai tambah, tetapi juga memiliki keterhubungan yang kuat dengan berbagai sektor, mulai dari pemasok bahan baku hingga perdagangan dan transportasi. Berdasarkan data Bank Dunia, nilai industri manufaktur Indonesia pada 2004 mencapai 265 miliar dolar AS, tumbuh 4% dari tahun sebelumnya.
"Pertumbuhan ini menempatkan Indonesia dalam 15 besar negara dengan industri manufaktur terbesar di dunia. Khusus di sektor otomotif, Indonesia mencatat rasio kepemilikan mobil sebesar 99 per 1.000 penduduk, jauh di bawah Malaysia (490), Thailand (292) dan Singapura (200)," paparnya.
Menurut Diarta, rendahnya rasio ini justru menandakan pasar yang masih sangat luas untuk pertumbuhan jangka panjang. Dengan populasi terbesar di Asia Tenggara, potensi pasar otomotif kita sangat menjanjikan, terutama pada kelas menengah yang kini semakin melirik kendaraan listrik.
Barometer
Di tingkat regional, Jawa Barat disebut sebagai pusat industri otomotif nasional. Kontribusi sektor otomotif terhadap PDRB provinsi ini mencapai 40,08%, dengan volume produksi yang signifikan.
"Hingga semester I 2025, sekitar 14,6% kendaraan bermotor nasional berasal dari Jabar atau setara dengan 60.000 unit. Wilayah Bekasi, Karawang dan sekitarnya menjadi sentra utama perakitan kendaraan bermotor sejak 1970-an, ditopang lokasi strategis dekat pelabuhan serta ketersediaan tenaga kerja," ungkapnya.
Keunggulan Jabar, kata Diarta, menjadikannya barometer pertumbuhan ekonomi otomotif nasional. Pameran GIIAS Bandung ini sekaligus menunjukkan bagaimana kawasan industri otomotif terus bertransformasi, terutama dalam menghadapi era elektrifikasi kendaraan.
Sejalan dengan komitmen pemerintah menurunkan emisi karbon, GIIAS Bandung 2025 menampilkan beragam model kendaraan listrik berbasis baterai. Kehadiran produk-produk ini diharapkan menarik minat masyarakat sekaligus memperkuat ekosistem industri otomotif hijau di Indonesia.
“Pemerintah memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para produsen yang berpartisipasi dalam transisi menuju kendaraan ramah lingkungan. Momentum GIIAS Bandung 2025 adalah bagian dari upaya menciptakan masa depan otomotif yang lebih berkelanjutan,” tandasnya.


















































