
GEOPARK Kaldera Toba kembali mempertahankan status Green Card dalam keanggotaan UNESCO Global Geopark (UGGp). Status itu ditetapkan pada Sidang Komite Eksekutif ke-11 Global Geopark Network di Kutralkura, La Araucania, Cile, Sabtu (6/9) waktu setempat.
General Manager BP Toba Caldera UNESCO Global Geopark, Azizul Kholis, mengungkapkan capaian tersebut. Menurutnya, status Green Card merupakan hasil kerja keras bersama, termasuk dukungan Pemprov Sumut Gubernur yang mendorong percepatan pemenuhan rekomendasi UNESCO.
"Kami berharap capaian ini menjadi momentum untuk meningkatkan kolaborasi pengelolaan Kaldera Toba agar lebih nyata memberi manfaat bagi masyarakat lokal," ujar Azizul, Minggu (7/9).
Azizul juga mengapresiasi peran OPD Pemprov Sumut, pemerintah kabupaten/kota sekawasan Danau Toba serta dukungan pemerintah pusat. Menurutnya, tanpa keterlibatan semua pihak pencapaian ini mustahil terwujud.
Sidang Global Geopark Network dan Konferensi Internasional GGN berlangsung pada 5-12 September 2025 di Kutralküra, Cile. Forum tersebut diikuti delegasi resmi dari berbagai negara anggota UNESCO Global Geopark. Selain Kaldera Toba, dua geopark lain asal Indonesia, Ciletuh–Pelabuhan Ratu dan Rinjani, juga berhasil mempertahankan status Green Card. Keputusan itu dibacakan pimpinan sidang, Setsuya Nakada.
Dalam kesempatan itu, Azizul menyerahkan plakat kenang-kenangan dan pesan terima kasih dari Pemprov Sumut kepada Presiden Dewan Eksekutif GGN, Zouros Nikolaos. Sebelumnya, UNESCO memberi sejumlah rekomendasi kepada Kaldera Toba untuk bisa mempertahankan status Green Card antara lain pengelolaan warisan geologi, identifikasi warisan alam dan budaya, warisan tak benda, peningkatan visibilitas, kemitraan serta jejaring dan pelatihan.
Seluruh rekomendasi tersebut telah dijalankan. Green Card merupakan penilaian tertinggi dalam keanggotaan GGN. Dengan status ini, Kaldera Toba berhak menyandang predikat UNESCO Global Geopark hingga empat tahun ke depan sebelum kembali menjalani evaluasi.(M-2)