Genosida Israel semakin Brutal

1 hour ago 1
Genosida Israel semakin Brutal Warga Gaza.(Al Jazeera)

TANK dan pesawat tempur Israel tanpa henti menggempur Kota Gaza, Palestina, kemarin. Perang genosida itu memicu gelombang pengungsian baru seiring militer mengintensifkan serangannya terhadap pejuang kemerdekaan, Hamas, di pusat kota terbesar di wilayah tersebut.

Wartawan dan saksi mata AFP menyaksikan arus warga Gaza yang terus-menerus menuju ke selatan dengan berjalan kaki, naik kendaraan, dan gerobak keledai. Barang-barang mereka yang dibawa menumpuk tinggi.

"Ada tembakan artileri, serangan udara, tembakan quadcopter dan drone. Pengeboman tidak pernah berhenti," kata Aya Ahmed, 32, yang berlindung bersama 13 kerabatnya di Kota Gaza. "Dunia tidak mengerti yang sedang terjadi. Mereka (Israel) ingin kami mengungsi ke selatan, tetapi di mana kami akan tinggal? Tidak ada tenda, tidak ada transportasi, tidak ada uang."

Warga Palestina mengatakan biaya perjalanan ke selatan telah melonjak, dalam beberapa kasus mencapai lebih dari US$1.000. Padahal serangan brutal Israel telah memicu kemarahan di kalangan komunitas internasional. Wilayah tersebut hancur lebur akibat perang selama hampir dua tahun dan dilanda kelaparan yang dinyatakan PBB.

Rumah sakit kewalahan

"Serangan militer dan perintah evakuasi di Gaza utara mendorong gelombang pengungsian baru, memaksa keluarga-keluarga yang trauma ke wilayah yang terus menyusut dan tidak layak untuk martabat manusia," kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, di X. "Rumah sakit, yang sudah kewalahan, berada di ambang kehancuran karena meningkatnya kekerasan yang menghalangi akses dan mencegah WHO mengirimkan pasokan penyelamat jiwa."

Rumah sakit di Gaza melaporkan bahwa tiga anak termasuk di antara setidaknya 12 orang yang tewas dalam serangan Israel

di Kota Gaza, Rabu (17/9) malam. Badan pertahanan sipil Gaza, pasukan penyelamat yang beroperasi di bawah otoritas Hamas, mengatakan tembakan Israel menewaskan sedikitnya 64 orang pada Rabu, termasuk 41 orang di Kota Gaza.

Militer Israel mengeklaim pihaknya terus menargetkan infrastruktur Hamas dan beroperasi di wilayah selatan Rafah dan Khan Yunis. Pembatasan media di wilayah tersebut dan kesulitan mengakses banyak wilayah membuat AFP tidak dapat

memverifikasi secara independen detail yang diberikan oleh pertahanan sipil atau militer Israel.

Rute transportasi dibom

Pada Rabu, militer Israel mengumumkan rute transportasi sementara melalui Jalan Salah al Din. Namun, gambar AFP malah menunjukkan pengeboman baru di rute itu. Juru bicara berbahasa Arabnya, Kolonel Avichay Adraee, mengatakan koridor tersebut akan tetap dibuka hanya selama 48 jam.

PBB memperkirakan pada akhir Agustus bahwa sekitar satu juta orang tinggal di Kota Gaza dan sekitarnya. Israel mengatakan 350.000 di antaranya telah mengungsi.

"Cukup, kami ingin bebas. Kami ingin hidup. Kami tidak ingin mati," kata warga Kota Gaza, Mohammed al-Danf. "Siapa yang bilang kami ingin mati? Katakan pada Netanyahu, kami tidak ingin mati!"

Didukung AS

Pada Selasa (16/9), Israel melancarkan serangan darat yang didukung AS di Kota Gaza. Mereka berjanji menghancurkan

Hamas di wilayah tersebut.

Serangan itu terjadi ketika penyelidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuduh Israel melakukan genosida di Jalur Gaza. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pejabat senior lain dinilai menghasut kejahatan tersebut. Israel menolak temuan tersebut.

Navi Pillay, yang memimpin penyelidikan tersebut, mengatakan kepada AFP bahwa ia berharap para pemimpin Israel suatu hari nanti akan dipenjara. Pihaknya melihat kemiripan dengan genosida pada 1994 di Rwanda dan pada metode yang sama.

Spanyol mengatakan akan menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia di Gaza untuk membantu Mahkamah Pidana Internasional, yang mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi para pejabat Israel atas dugaan kejahatan perang.

Protes Netanyahu

Keluarga sandera yang disandera militan Palestina dalam serangan Oktober 2023 memprotes serangan Kota Gaza di depan rumah Netanyahu di Jerusalem pada Rabu. "Putra saya sekarat di sana. Alih-alih membawanya kembali, Anda justru melakukan yang sebaliknya. Anda telah melakukan segalanya untuk mencegahnya kembali," ujar Ofir Braslavski. Putranya, Rom, ditawan di Gaza.

Dari 251 orang yang disandera militan Palestina pada Oktober 2023, 47 orang masih berada di Gaza. Ini termasuk 25 orang yang menurut militer Israel telah tewas.

Menurut penghitungan angka resmi AFP, serangan itu juga mengakibatkan kematian 1.219 orang, sebagian besar warga sipil.

Genosida Israel hingga kini menewaskan sedikitnya 65.141 orang, sebagian besar juga warga sipil. Demikian angka dari kementerian kesehatan wilayah tersebut yang dianggap PBB dapat dipercaya. (I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |