Gempa Susulan Capai 53 Kali, Kantor Bupati Nabire Rusak Pasca Guncangan M 6,6

2 hours ago 1
Gempa Susulan Capai 53 Kali, Kantor Bupati Nabire Rusak Pasca Guncangan M 6,6 Titik gempa Nabire.(Dok. Google Maps)

GEMPA bermagnitudo 6.6 yang mengguncang Nabire, Papua Tengah, Jumat dini hari (19/9), tidak hanya merusak sejumlah infrastruktur vital, termasuk Kantor Bupati Nabire, tetapi juga diikuti oleh rentetan gempa susulan yang sangat intens.

Hingga pukul 13.00 WIT, telah tercatat 53 kali gempa susulan (aftershock), menciptakan kepanikan dan menguji ketahanan infrastruktur di wilayah tersebut.

Meskipun guncangan beruntun terjadi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan situasi secara keseluruhan tetap dapat dikendalikan. Aktivitas masyarakat mulai berangsur normal, sementara tim gabungan terus melakukan pendataan kerusakan.

Kantor Bupati Nabire dilaporkan mengalami kerusakan pada bagian plafon akibat guncangan. Kerusakan pada simbol pemerintahan ini turut disertai dampak pada infrastruktur lain seperti jembatan Sriwani yang amblas, kerusakan kaca di bandara, serta dua unit rumah warga.

Menanggapi kondisi tersebut, Kepala BNPB Letjen Suharyanto, menyatakan kesiapsiagaan penuh. “Situasi kami pantau terus. Dengan intensitas gempa susulan yang tinggi, kewaspadaan kita juga harus maksimal. BNPB siang ini memberangkatkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk memastikan tidak ada kerusakan tersembunyi yang terlewat dan mendampingi pemerintah daerah,” tegas Suharyanto.

Tingginya aktivitas gempa susulan menjadi perhatian serius BNPB. Hasil kaji cepat tim di lapangan akan menentukan langkah strategis selanjutnya.

“53 kali gempa susulan adalah angka yang signifikan. Kami telah menyiapkan skenario eskalasi. Jika dampaknya masif, Deputi Penanganan Darurat, Mayjen TNI Budi Irawan, akan segera diterbangkan untuk memimpin langsung operasi di Nabire,** jelas Suharyanto.

Selain berfokus pada assesmen kerusakan, BNPB juga berkomitmen penuh untuk memperbaiki infrastruktur yang terdampak, termasuk Kantor Bupati Nabire, agar fungsi pemerintahan dan pelayanan masyarakat dapat kembali normal secepatnya.

Kepala BNPB juga mengingatkan sejarah kelam gempa Nabire tahun 2004 yang berkekuatan serupa dan menelan banyak korban jiwa.

“Kita patut belajar dari sejarah. Saya imbau masyarakat tidak panik mengingat situasi sudah terkendali, namun tingkatkan kewaspadaan. Jika terjadi guncangan kuat, segera lakukan prosedur evakuasi,” pungkasnya. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |