
Agresi Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 menjadi titik balik yang mengguncang opini global. Dunia tak lagi bisa menutup mata setelah komisi ahli PBB menyimpulkan tindakan Israel di Gaza masuk kategori genosida.
Sejak saat itu, dukungan internasional terhadap kedaulatan Palestina kian menguat. Dari sekitar 135 negara yang lebih dulu mengakui Palestina, jumlahnya terus bertambah dalam dua tahun terakhir, seiring semakin brutalnya serangan Israel.
Deretan Negara Baru yang Akui Palestina
Sepanjang 2024, Irlandia, Norwegia, Spanyol, Slovenia, dan Armenia resmi bergabung dalam daftar negara pengaku. Awal 2025, Meksiko turut menyusul, mempertegas gelombang pengakuan.
Momentum semakin terasa menjelang Sidang Majelis Umum (SMU) PBB pada 22 September 2025. Pertemuan tingkat tinggi ini membahas solusi dua negara sebagai jalan keluar permanen konflik Israel-Palestina.
Kanada, Inggris, Australia Jadi Sorotan
Sehari sebelum konferensi dimulai, sejumlah negara besar mengambil langkah bersejarah.
- Kanada di bawah PM Mark Carney menjadi anggota G7 pertama yang mengakui Palestina.
- Australia lewat PM Anthony Albanese dan Menlu Penny Wong menegaskan pengakuan sebagai dukungan atas aspirasi sah rakyat Palestina.
- Inggris, di bawah PM Keir Starmer, menyebut pengakuan ini sebagai “janji harapan” bagi masa depan damai Israel–Palestina.
- Portugal juga mengumumkan sikapnya melalui Menlu Paulo Rangel di New York.
Langkah negara-negara tersebut menandai pergeseran geopolitik global dan melemahkan isolasi politik Palestina di panggung internasional.
Sidang PBB: Prancis hingga Monako Bergabung
Pada 22 September 2025, saat konferensi tingkat tinggi Palestina digelar di Markas Besar PBB, gelombang pengakuan makin deras. Prancis, Lebanon, Luksemburg, Malta, dan Monako secara resmi mengumumkan dukungan.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi sorotan dengan pidato tegas:
“Waktunya telah tiba. Prancis mengakui Negara Palestina demi perdamaian abadi di Timur Tengah.”
Dukungan serupa datang dari Pangeran Albert II (Monako), PM Luc Frieden (Luksemburg), dan PM Robert Abela (Malta). Semua menekankan satu hal: pengakuan ini bukan melawan Israel, melainkan demi perdamaian sejati dan solusi dua negara.
Tren Global: Palestina Kian Tak Terbendung
Dengan dukungan lebih dari 150 negara, Palestina kini berdiri lebih kuat di panggung diplomasi internasional. Gelombang pengakuan ini menegaskan bahwa dunia semakin solid menolak agresi Israel dan mendorong realisasi solusi dua negara. (Z-10)