Gelisah Keracunan MBG, Orangtua Bekali Anak Kantong Plastik

2 hours ago 1
Gelisah Keracunan MBG, Orangtua Bekali Anak Kantong Plastik Program makan bergizi gratis (MBG) yang diberikan dapur SPPG Kecamatan Ciawi, Tasikmalaya memberikan menu berupa nasi, telur, kentang, tempe dan lotek bumbu sinti diterima oleh sejumlah siswa TK.(Kristiadi/MI.)

ORANGTUA murid mulai gelisah atas dugaan keracunan dalam pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) yang terjadi di Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Cianjur, Bandung Barat, Jakarta dan daerah lain. Mereka meminta agar pemerintah segera melakukan evaluasi menyeluruh dan menghentikan semua dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Dani, 48, orangtua siswa warga Indihiang mengatakan membekali anaknya dengan kantong plastik sehingga makanan dari MBG bisa dimasukkan ke dalam kantong tersebut.

"Bagi orang tua siswa tentu semuanya itu mulai merasa gelisah atas banyak musibah kejadian dugaan keracunan makan bergizi gratis (MBG). Akan tetapi, orang tua siswa  sudah mulai membekali kantong kresek bagi anaknya lantaran masih ada makanan basi termasuk menu yang tidak termakan dimasukan ke kantong kresek," katanya, Rabu (24/9/2025).

Lain halnya dengan Dadang, 55, warga Kecamatan Bojonggambir, Tasikmalaya, Jawa Barat, mengatakan, ada kecemasan dari orangtua setelah ada laporan anak-anak keracunan setelah menyantap menu yang disajikan dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Ia berharap ada evaluasi terutamanya terkait kepemilikan dapur sebab ia mendapatkan informasi ada anggota dewan yang menguasai dapur MBG.

"Berdasarkan informasi memang selama ini banyak anggota dewan memiliki lebih dari satu dapur SPPG dan pekerjanya tidak berpengalaman dalam memasak. Pemilik dapur yang dikuasi para anggota dewan, berdasarkan data di wilayah Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya dan termasuk pejabat ikutan, seharusnya mereka turun mengawasi," ungkapnya.

Sementara itu, Ade Batara, tokoh warga Kecamatan Singaparna, Jawa Barat, mengungkapkan orangtua siswa mulai khawatir anaknya bisa menjadi korban. 

"Kami meminta agar pemerintah supaya menghentikan lebih dahulu program makan bergizi gratis (MBG) di berbagai daerah jangan menunggu korban lain berjatuhan. Karena, menu makanan yang diberikan kepada penerima manfaat di sekolah tidak sesuai porsi Rp 15 ribu seperti tutug oncom di Cineam, anak TK di Ciawi diberi nasi, lotek bumbu sinti, telur, tempe dan kentang," katanya.

Menurut Ade, pihaknya meminta supaya pemerintah segera menghentikan program MBG di seluruh daerah lantaran banyaknya juru masak di dapur SPPG. Ia menuturkan di wilayahnya ada banyak tukang masak dipaksa mengejar target untuk sajian MBG.

"Kami meminta agar pemerintah supaya segera melakukan evaluasi menyeluruh dan menghentikan aktivitas dapur SPPG jangan sampai keracunan terulang. Saya mengusulkan semua dapur diberikannya pembinaan, pelatihan supaya mereka lebih profesional baik manajemen maupun cara masak dan penyajian," pungkasnya. (H-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |