Gejala dan Pertolongan Pertama Keracunan Makanan pada Anak

1 month ago 31
Gejala dan Pertolongan Pertama Keracunan Makanan pada Anak Ilustrasi anak keracunan makanan.(Dok. Freepik)

KETUA Unit Kerja Koordinasi Emergensi dan Terapi Intensif Anak (UKK ETIA) IDAI, Dr Yogi Prawira menjelaskan dampak yang muncul ketika anak mengalami keracunan makanan berbeda-beda.

Sebagian besar kasus keracunan makanan tidak mematikan, namun beberapa kasus diperlukan rawat inap. Tetapi ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi, contohnya gangguan ginjal, peradangan sendi, gangguan pada otak dan saraf.

"Sehingga kita juga penting untuk mengedukasi orangtua, guru, bahkan anak-anak, kalau sampai sesudah mengonsumsi makanan-minuman, kemudian mengalami gejala, yang dikatakan gejala keracunannya itu cukup parah, maka harus segera ke dokter," kata Yogi dalam konferensi pers secara daring Kemarin (25/9).

Contohnya muntah-muntah, sehingga sulit kita untuk memasukkan minuman untuk menggantinya. Diare hingga berdarah, tanda-tanda dehidrasi, misalnya buang air kecil tampak lebih pekat, jumlahnya lebih sedikit.

Kemudian bibir kering, kehausan, demamnya persisten tinggi di atas 38 atau 38,5 atau diare tidak sesering itu, tapi berlangsung terus-menerus hingga lebih dari 3 hari.  Kondisi-kondisi tersebut harus segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Sementara itu, yang bisa dikerjakan sebagai pertolongan pertama. Anak yang mengalami keracunan diistirahatkan terlebih dahulu. Jangan ada beraktifitas untuk membantu tubuhnya pulih.

"Walaupun tadi muntah-muntah, tetap didorong untuk minum yang banyak. Mungkin dengan cara diberikan sedikit-sedikit dengan porsi yang kecil, tapi sering, sehingga bisa mengganti cairan yang keluar tadi. Bisa dengan air, bisa dengan oralit, tergantung dari mana kita kehilangan, dan apakah juga kehilangan garam-garaman," ujar dia.

Kemudian untuk makan, setelah muntah dan diarenya membaik, bisa tetap diberikan makanan-makanan ringan, yang lembut untuk perut yang tidak pedas, yang tidak merangsang asam lambung. Maka bisa diberikan seperti bubur, pisang, atau roti.

Ia juga mengingatkan agar hindari pemberian susu atau bahan-bahan yang mengandung kopi, karena terkadang juga bisa terjadi gangguan absorpsi terhadap protein susu tadi. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |