Ganti Kotak Nasi ke Besek Bambu dan Minimalisir Karpet, Langkah Berkelanjutan di Pameran IEE Series

2 hours ago 1
Ganti Kotak Nasi ke Besek Bambu dan Minimalisir Karpet, Langkah Berkelanjutan di Pameran IEE Series Karya Repair Project yang mengubah sampah plastik Sungai Citarum menjadi aneka jenis material dipamerkan di Sustainability Corner IEE Series 2025.(Dok Sustability Corner)

Di arena pameran Energy & Engineering (IEE) Series 2025, bukan cuma tempat sampah yang terbagi atas kategori organik, nonorganik, serta sampah B3 yang disediakan di seluruh area, namun proses hingga hasil akhir pengolahan limbah-limbah itu turut dipastikan. 

Pada pameran yang diselenggarakan gratis pada 10–13 September serta  17–20 September 2025 di JI Expo, Jakarta itu, pihak penyelenggara yaitu  PT Pamerindo Indonesia bekerjasama dengan Repair Project serta Rappo dalam pengelolaan aneka jenis sampah yang dihasilkan. 

Repair Project telah dikenal dengan kiprahnya mengubah sampah plastik Sungai Citarum menjadi papan tahan lama yang kemudian menjadi bahan plakat, podium panggung, hingga furnitur. Berbagai produk yang dihasilkan itu digunakan di area pameran kali ini. 

Sementara, Rappo akan mengolah sisa materi pameran seperti banner, menjadi merchandise dan decking-tiles. Sementara, sambaph organik dari sisa makanan akan menjadi bahan bako maggot yang nantinya bisa menjadi pakan ternak dan pupuk. 

"Kolaborasi ini merupakan inisiatif keberlanjutannya kami sebagai pelaku industri Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions (MICE). Industri pameran memang potensial menghasilkan limbah dari berbagai kebutuhan partisi hingga jumlah orang yang terlibat sebagai peserta maupun pengunjung, termasuk makanan yang dikonsumsi," kata Senior Event Manager PT Pamerindo Indonesia Hanung Hanindito di Jakarta, Kamis (11/10).

Tema IEE Series 2025 yaitu Sustainability for Industrial Transformation, kata Hanung, mengusung semangat menuju industri rendah karbon yang tak hanya berwujud produk dan jasa yang mengusung konsep berkelanjutan, namun juga penyelenggaraan acaranya.   "Data menunjukkan sektor konstruksi Indonesia tumbuh rata-rata 5–6% per tahun, sementara populasi perkotaan diproyeksikan mencapai 65% pada 2050. Pertumbuhan ini menuntut solusi yang lebih efisien, rendah emisi, dan ramah lingkungan agar pembangunan infrastruktur dapat berjalan selaras dengan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat."

Salah satu implementasi pendekatan keberlanjutan, lanjut Hanung, adalah meminimalisir pengggunaan karpet. Sejak 2023, ketika konsep hijau mulai diterapkan, pihaknya berusaha mengedukasi perusahaan pameran untuk mengurangi sebisa mungkin karpet. "Lebih dari sepertiga kebutuhan karpet bisa kami kurangi, untuk pameran yang meyasar pelaku bisnis seperti kali ini mungkin lebih mudah, namun untuk yang bersifat gaya hidup masih perlu edukasi yang lebih intensif."

Pasalnya, kata Hanung, karpet yang menjadi alas area pameran, bersifat sekali pakai. Jika disumbangkan pun dinilai kurang pantas, sehingga menghasilkan limbah yang sangat banyak. 

Berkantor pusat di London, Inggris, pihak Informa Markets yang menaungi Pamerindo telah menerbitkan standar prosedur penyelenggaraan pameran berkelanjutan yang kini menjadi panduan pameran di Indonesia. 
"Mungkin jika diperhatikam, kami menggunakan besek bambu untuk wadah makan siang, menyediakan dispenser air minum, hingga menghitung dampak yang dihasilkan dari inisiatif ini," kata Hanung. 

Buat mengedukasi peserta dan pengunjung pameran, tersedia pula Sustainability Corner yang secara rutin dikunjungi oleh mahasiswa dan siswa SMK yang diundang khusus untuk menghadiri pameran. Papan pengumuman hingga lantai yang digunakan di area tersebut berbahan limbah sungai. (X-8)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |