
Di tebing tandus Gurun Gobi, Mongolia, para ilmuwan mengumumkan penemuan fosil dinosaurus berkepala kubah yang mengguncang pemahaman evolusi kelompok pachycephalosaurus. Spesimen ini dinamai Zavacephale rinpoche dan kini dinobatkan sebagai anggota tertua dalam keluarga dinosaurus berkepala tebal, dengan usia fosil 108-115 juta tahun, sekitar 15 juta tahun lebih tua dari perkiraan sebelumnya.
Keistimewaan fosil ini terletak pada kelengkapannya: sekitar 50-55% kerangka berhasil ditemukan. Bagi pachycephalosaurus yang biasanya hanya diketahui dari pecahan tengkorak, temuan ini luar biasa. Spesimen tersebut adalah seekor individu muda dengan tengkorak kubah hampir sempurna, lengkap dengan ekor, anggota tubuh, hingga gastrolit kecil di perutnya, batu yang digunakan untuk menggiling tumbuhan. Detail ini membuka jendela baru pada biologi, pola makan, hingga pertumbuhan spesies tersebut.
Penemuan dilakukan di Formasi Khuren Dukh. Meski ukurannya mungil, hanya sekitar satu meter panjang dan berbobot 5–6 kilogram, seukuran anjing sedang, Zavacephale sudah memiliki kubah tengkorak penuh. Soket mata yang besar dan rahang bergigi tajam menegaskan reputasinya sebagai predator kecil yang menakutkan di zamannya.
Kubah Tengkorak: Senjata atau Simbol?
Selama puluhan tahun, ilmuwan memperdebatkan fungsi kubah pachycephalosaurus: apakah untuk duel kepala, atraksi kawin, atau sinyal sosial? Karena kebanyakan fosil yang ditemukan berupa tengkorak dewasa, evolusi kubah sulit dipetakan.
Fosil Zavacephale memberi titik terang. Analisis jaringan tulang menunjukkan bahwa bahkan di usia sangat muda, kubah tengkorak sudah menebal. Artinya, struktur ini bukan sekadar ornamen jantan dewasa untuk bertarung, tetapi fitur bawaan sejak dini yang mungkin berperan besar dalam kehidupan sehari-hari, entah untuk pertahanan atau komunikasi sosial.
Selain itu, keberadaan fosil tubuh lengkap memungkinkan peneliti menempatkan pachycephalosaurus dengan lebih akurat dalam pohon evolusi dinosaurus, serta memahami perkembangan cara berjalan dan strategi makannya.
Gelombang Penemuan di Gurun Gobi
Temuan ini merupakan bagian dari ledakan penemuan baru di Gurun Gobi. Dalam beberapa tahun terakhir, wilayah ini menghasilkan banyak spesies baru, dari kerabat tyrannosaurus hingga sauropoda kecil yang menantang asumsi ukuran dinosaurus berleher panjang, juga theropoda berbulu yang mengaburkan batas antara dinosaurus dan burung.
Secara khusus, Zavacephale rinpoche memaksa kita menulis ulang sejarah pachycephalosaurus. Sebelumnya diyakini muncul menjelang akhir periode Kapur, kini terbukti bahwa garis keturunannya sudah ada 15 juta tahun lebih awal. Evolusi dinosaurus berkepala kubah ternyata jauh lebih panjang dan kompleks daripada dugaan awal.
Gurun Gobi: Ladang Harta Karun Fosil
Mongolia, khususnya Gurun Gobi, terus menegaskan dirinya sebagai surga paleontologi. Beberapa lokasi ikonik yang menorehkan sejarah antara lain:
- Bayanzag (Tebing Berapi): Situs penemuan telur dinosaurus pertama pada 1922.
- Formasi Khuren Dukh: Tempat ditemukannya Zavacephale rinpoche.
- Tugrugiin Shiree: Dikenal dengan fosil “Fighting Dinosaurs” (Protoceratops vs Velociraptor).
- Khermen Tsav: Ngarai dramatis dengan fosil Theropoda dan Sauropoda.
- Museum Dinosaurus Mongolia Tengah (Ulaanbaatar): Rumah bagi koleksi besar fosil Gurun Gobi.
Penemuan Zavacephale rinpoche bukan hanya menambah daftar panjang spesies baru, tetapi juga mengubah lanskap pemahaman kita tentang perjalanan panjang kehidupan di Bumi. (Outlook Traveller/Z-10)