Football Institute Bedah Capaian Pelatih Timnas Indonesia: STY, Vanenburg hingga Kluivert

2 days ago 11
 STY, Vanenburg hingga Kluivert Shin Tae-yong, Gerald Vanenburg, Patrick Kluivert(foto-foto: Antara)

KEGAGALAN Tim Nasional Indonesia U-23 melangkah ke putaran final Piala Asia U-23 2026 memicu gelombang kritik terhadap pelatih Gerald Vanenburg. Setelah sebelumnya juga gagal membawa Garuda Muda juara di AFF U-23 2025 yang digelar di Indonesia, publik mulai meragukan kemampuannya menukangi tim, bahkan membandingkannya dengan sosok Shin Tae-yong yang dinilai lebih sukses pada periode sebelumnya.

Di media sosial, perbandingan tak terelakkan muncul. Nama Shin Tae-yong kembali dielu-elukan, mengingat keberhasilannya membawa Timnas U-23 melaju hingga semifinal Piala Asia U-23 2024. 

Melalui pendekatan yang lebih menyeluruh dan berbasis data, Football Institute mencoba menyajikan perbandingan objektif antara Shin Tae-yong dan Gerald Vanenburg di level U-23, serta antara Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert di level timnas senior.


Statistik STY di Timnas U-23

Sejak 2021, Shin Tae-yong telah memimpin 21 laga Timnas U-23. Hasilnya:
* 11 kemenangan
* 10 kekalahan
* 0 hasil imbang
* 57 gol tercipta, 42 kebobolan

Pada tahun pertamanya, STY meraih dua kemenangan dan dua kekalahan dari empat pertandingan (rasio kemenangan 50%). Di ajang AFF U-23, ia mempersembahkan medali perunggu usai menang adu penalti melawan Malaysia. Namun, di Kualifikasi Piala Asia U-23 pertamanya, Indonesia gagal lolos setelah kalah dari Australia.

Statistik Gerald Vanenburg di Timnas U-23

Gerald Vanenburg mulai menangani Timnas U-23 sejak Juli 2025. Debutnya cukup meyakinkan, membawa Indonesia menang 8-0 atas Brunei Darussalam di AFF U-23 2025.

Dalam 8 pertandingan, Vanenburg mencatat:
* 4 kemenangan (1 lewat adu penalti)
* 2 hasil imbang
* 2 kekalahan
* 22 gol tercipta, 9 kebobolan

Meski juga mencatat rasio kemenangan 50% seperti STY di tahun pertama, Vanenburg tampil lebih stabil dengan dua hasil imbang dan jumlah pertandingan lebih banyak.
Namun, sama seperti STY, ia gagal membawa Timnas U-23 lolos ke Piala Asia U-23.

Konteks yang Membedakan

Penting dicatat, STY sempat mendapat fasilitas training camp di Tajikistan, yang sangat membantu dalam membentuk karakter tim dan strategi permainan. Sebaliknya, Vanenburg bekerja tanpa kemewahan tersebut. 

STY vs Patrick Kluivert di Timnas Senior

Perbandingan juga merambah ke level timnas senior. Shin Tae-yong memimpin timnas senior selama hampir empat tahun sejak 2021 dengan total 60 pertandingan.

* 26 kemenangan
* 14 imbang
* 20 kekalahan

Di tahun pertamanya, STY mencatat:
* 46,7% kemenangan
* 20% imbang
* 33% kalah

Ia membawa Indonesia menjadi runner-up Piala AFF 2022 dan meraih dua kemenangan penting di Kualifikasi Piala Asia.

Di Kualifikasi Piala Dunia 2022, STY mengambil alih tim dari Simon McMenemy yang sebelumnya gagal total di Grup G. STY mencatat satu hasil imbang dan dua kekalahan sebelum akhirnya tersingkir.

Sementara itu, Patrick Kluivert yang baru ditunjuk sebagai pelatih timnas pada Januari 2025, langsung dihadapkan dengan tantangan besar di sisa laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 menggantikan STY. 

Meski berat, ia membawa Indonesia lolos ke ronde keempat dengan dua kemenangan atas Tiongkok dan Bahrain, dan dua kekalahan dari Jepang dan Australia. Capaian ini sebagai buah dari kerja berkelanjutan antara STY dan Kluivert.

Secara keseluruhan, Kluivert sudah melakoni enam laga bersama timnas Indonesi dengan rincian:

  •  3 kali kemenang
  • 1 kali imbang
  • 2 kali kalah

Founder Football Institute, Budi Setiawan, mengatakan  dari data tersebut, secara prestasi baik STY, Patrick Kluivert dan Gerard Vanenburg di tahun pertamanya tidak berbeda jika bicara presentase statistik. 

"Namun jika bicara tekanan mental dan supporter, Patrick Kluivert harus menghadapi tekanan lolos Round 4 Kualifikasi Piala Dunia dan Gerard Vanenburg berada dalam tekanan lolos ke Piala Asia U23 dan Olimpiade 2028," kata Budi dalam keterangannya. 

Menurut Budi, keberhasilan pelatih butuh waktu dan proses. STY, misalnya, baru membawa Timnas U-23 lolos ke Piala Asia pada tahun keempat.

"Sementara Patrick Kluivert justru berhasil membawa Indonesia lolos
ke Round 4 setelah tiga bulan ditunjuk sebagai pelatih timnas senior," jelasnya.

Perbandingan Materi Pemain

Sementara untuk Vanenburg dan STY sama-sama gagal membawa timnas U23 ke Putaran Final Piala Asia di tahun pertamanya.  Budi menambahkan, mater skuad timnas U-23 yang lolos Semi Final AFC U23 Asian Cup Qatar 2024 adalah materi pemain yang sudah berinteraksi lama dengan pelatih sebelumnya.

Dia menyebut, setidaknya sejak 2021 pemain seperti Ernando Ari, Rizky Ridho, Pratama Arhan, Marcelino dan Witan Sulaiman plus naturalisasi seperti Ivar Jenner, Justin Hubner, Nathan Tjoe a On dan Rafael Struick telah lama berproses
dengan pelatih sebelumnya. 

"Sehingga tidak tepat jika dibandingkan dengan skuad timnas U-23 di bawah Vanenburg yang masih dalam hitungan bulan dan minggu dalam persiapan timnas U23," jelasnya.

Budi menekankan membandingkan pelatih masa lalu dan masa sekarang tidak tepat karena kondisi dan waktunya berbeda.

"Kredit tinggi layak disematkan kepada Patrick Kluivert karena berhasil
membawa Indonesia lolos ke Round 4 Kualifikasi Piala Dunia dengan lawan
yang secara kualitas dan ranking berada di atas Indonesia tanpa mendapat kesempatan TC," jelasnya. (P-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |