
PRESIDEN Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Gabriele Gravina, menegaskan Timnas Italia tidak dapat memboikot laga kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Israel bulan depan.
Menurut Gravina, langkah itu justru akan merugikan peluang Gli Azzurri untuk lolos ke turnamen empat tahunan tersebut.
“Akan menjadi kesalahan besar jika berpikir kita bisa memboikot pertandingan melawan Israel,” ujar Gravina dalam acara Premio Prisco di Chieti, dikutip Football Italia, Selasa (23/9)
“Kita akan dianggap kalah, yang berarti kita akan kehilangan peluang bermain di Piala Dunia, dan hasilnya akan menguntungkan Israel, yang secara teori bisa memperbesar peluang mereka di jalur kualifikasi menuju turnamen.”
Gravina menekankan bahwa isu politik tidak seharusnya dibebankan kepada dunia olahraga.
“Ada tanggung jawab politik, yang tentu saja tidak boleh dibebankan kepada dunia olahraga. Sepak bola sedang melakukan sesuatu, kami mengaktifkan sebuah proyek di dalam yayasan UEFA untuk membantu anak-anak yang membutuhkan,” katanya.
Menjelang laga pada 14 Oktober mendatang, seruan memboikot Israel semakin meluas di Italia. Aksi ini dipicu serangan Israel ke Palestina dalam dua tahun terakhir yang menelan banyak korban jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak.
Namun, berbeda dengan Rusia, Israel hingga kini tidak mendapat sanksi dari UEFA maupun FIFA, sehingga tetap bisa berkompetisi. Kondisi ini membuat FIGC tak memiliki banyak pilihan. Apalagi, Italia sudah dua kali absen beruntun di Piala Dunia dan tidak ingin mengambil risiko kehilangan poin gratis.
Italia sebelumnya menang 5-4 atas Israel pada laga di tempat netral, 8 September lalu. Saat ini, Gli Azzurri menempati posisi kedua Grup I dengan sembilan poin dari empat laga, tertinggal enam angka dari Norwegia di puncak klasemen.
Hanya juara grup yang berhak lolos otomatis ke Piala Dunia 2026, sedangkan peringkat kedua harus melalui babak playoff. (Ant/P-4)