Fenomena Stroke di Usia Muda Meningkat, Stres Kronis Jadi Sorotan Utama

3 hours ago 1
Fenomena Stroke di Usia Muda Meningkat, Stres Kronis Jadi Sorotan Utama Stroke bukan lagi penyakit orang tua, penyakit ini juga berisiko pada usia muda.(Freepik)

KASUS stroke di kalangan usia muda terus meningkat dan menjadi perhatian dunia medis. Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai penelitian global menunjukkan bahwa faktor nontradisional seperti stres kronis, migrain, dan kelainan jantung bawaan berperan besar dalam meningkatnya risiko stroke pada kelompok usia produktif.

Menurut laporan American Heart Association (AHA) yang diterbitkan melalui jurnal Stroke (April 2025), hampir 50% kasus stroke iskemik pada individu di bawah 50 tahun tergolong kriptogenik, artinya, penyebab pastinya belum diketahui.

Penelitian SECRETO Study oleh Helsinki University Hospital di Finlandia yang melibatkan lebih dari seribu peserta dari 13 negara Eropa menemukan bahwa faktor seperti migrain dengan aura, penyakit ginjal kronis, dan gangguan pembekuan darah berhubungan erat dengan peningkatan risiko stroke.

“Migrain dengan aura menjadi pemicu dominan stroke pada usia muda, terutama pada pasien dengan kelainan jantung kecil bernama Patent Foramen Ovale (PFO),” ujar Dr. Jukka Putaala, Kepala Unit Stroke Helsinki University Hospital.

Stres Kronis: Penyebab Tersembunyi Stroke Generasi Muda

Selain faktor biologis, stres jangka panjang kini diakui sebagai penyebab utama meningkatnya kasus stroke di usia muda. Tekanan pekerjaan, tuntutan ekonomi, dan kelelahan emosional terbukti meningkatkan risiko stroke bahkan pada individu tanpa riwayat penyakit serius.

Laporan Parade (Maret 2025) menjelaskan bahwa stres kronis mengaktifkan sistem saraf simpatik, membuat tekanan darah meningkat dan detak jantung lebih cepat. Jika berlangsung lama, kondisi ini dapat merusak pembuluh darah dan memicu stroke iskemik pada usia 30-40 tahun.

Sementara itu, studi dari The Guardian (Agustus 2024) menemukan hubungan antara stres emosional dan kerusakan struktur jantung. Riset yang dilakukan oleh University of Aberdeen menunjukkan bahwa terapi kognitif (CBT) dan olahraga teratur 12 minggu dapat memperbaiki fungsi jantung secara signifikan.

“Kesehatan jantung sangat dipengaruhi keseimbangan emosional. Stres yang tak terkelola dapat mengubah struktur otot jantung,” ujar Dr. David Gamble, peneliti utama studi tersebut.

Mengapa Stres Lebih Berbahaya bagi Perempuan?

Hasil penelitian dalam jurnal Neurology (Maret 2025) menunjukkan bahwa dampak stres kronis lebih berat pada perempuan dibandingkan laki-laki. Studi yang melibatkan 852 peserta usia 18-49 tahun menemukan bahwa perempuan dengan tingkat stres sedang memiliki risiko stroke 78% lebih tinggi dibandingkan mereka yang mengalami stres ringan.

“Stres dapat menghapus perlindungan alami perempuan terhadap penyakit kardiovaskular,” kata Dr. Sarah Lindsey, Profesor Farmakologi di Tulane University.

Menurut Dr. Christina Mijalski Sells dari Stanford Medicine, beban ganda antara pekerjaan, rumah tangga, dan pengasuhan anak membuat stres perempuan muda lebih kompleks.

“Tekanan emosional bukan sekadar isu mental, melainkan ancaman serius bagi kesehatan,” tegasnya.

Peringatan: Stroke Bukan Lagi Penyakit Orang Tua

Para ahli sepakat bahwa stroke kini mengancam generasi muda akibat gaya hidup modern yang penuh tekanan, kurang olahraga, serta pola tidur buruk. Pemeriksaan dini sangat disarankan, terutama bagi mereka yang sering mengalami migrain, tekanan darah tinggi, atau stres berat.

“Jika Anda berusia di bawah 50 tahun dan mengalami stres berat, segera lakukan pemeriksaan dini,” imbau Dr. Putaala.

Dr. Mijalski Sells menambahkan bahwa stres kronis bukan tanda produktivitas, melainkan sinyal bahaya biologis.

“Mengabaikannya sama saja dengan menunggu tubuh menyerah,” ujarnya.

Kesimpulan: Kendalikan Stres, Cegah Stroke Sejak Dini

Fenomena stroke di usia muda menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan hidup, mengelola stres, dan memperhatikan kesehatan mental serta jantung. Dengan gaya hidup sehat dan kesadaran dini, risiko stroke bisa ditekan secara signifikan. (American Heart Association/Parade/The Guardian/Neurology Journal/Voice without Limits (YouTube)/Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |