
FENOMENA langit kembali akan menghiasi bulan September ini. Hujan meteor Daytime Sextantids diprediksi aktif sejak 9 September hingga 9 Oktober 2025. Puncaknya akan terjadi pada 27 September 2025.
Waktu Terbaik Melihat Hujan Meteor Daytime Sextantids
Dari Jakarta, titik asal (radiant) hujan meteor Sextantids yang berada di rasi bintang Sextans akan terbit sekitar pukul 03.33 WIB di ufuk timur. Artinya, hujan meteor baru bisa terlihat mulai waktu itu hingga menjelang fajar sekitar 05.16 WIB.
Meski titik asalnya mencapai posisi tertinggi setelah matahari terbit (sekitar pukul 10.00 WIB). Pengamatan terbaik justru dilakukan beberapa jam sebelum fajar. Saat itu, posisi Bumi berputar menghadap arah datangnya meteor. Sehingga jumlah yang terlihat lebih maksimal.
Puncaknya diperkirakan berlangsung pada 27 September pukul 19.00 WIB. Namun, waktu pengamatan terbaik bagi masyarakat Indonesia kemungkinan akan jatuh pada dini hari 28 September.
Secara teori, hujan meteor Sextantids mampu menghasilkan sekitar 5 meteor per jam pada kondisi ideal. Namun, karena di Jakarta titik asalnya hanya berada sekitar 24° di atas cakrawala, jumlah yang bisa dilihat secara langsung diperkirakan hanya sekitar 2 meteor per jam.
Kabar baiknya, pada saat puncak hujan meteor berlangsung, Bulan berada pada fase kuartal pertama di rasi Scorpius, sehingga cahaya Bulan tidak terlalu mengganggu pengamatan.
Cara Melihat Hujan Meteor Daytime Sextantids
- Cari lokasi yang gelap dengan minim polusi cahaya.
- Arahkan pandangan sekitar 30 sampai 40 derajat dari titik asal di rasi Sextans untuk peluang melihat lebih banyak meteor.
- Gunakan mata telanjang, bukan teleskop, karena meteor bergerak cepat melintasi langit.
- Mulai pengamatan setelah pukul 03.33 WIB hingga menjelang fajar.
Asal Usul Hujan Meteor Sextantids
Hujan meteor terjadi ketika Bumi melintasi jalur sisa debu yang ditinggalkan komet atau asteroid. Partikel kecil seukuran butiran pasir itu terbakar ketika menabrak atmosfer Bumi pada ketinggian sekitar 70–100 km. Menghasilkan lintasan cahaya yang kita kenal sebagai “bintang jatuh”.
Hujan meteor Sextantids, semua lintasan meteor berasal dari satu titik yang sama di langit, rasi Sextans. Hal ini karena butiran debu tersebut memiliki orbit hampir serupa dengan benda induknya. Sehingga bergerak dalam arah dan kecepatan yang hampir sama.
Sumber: In The Sky