
PADA malam hari ketika langit cerah tanpa awan, manusia bisa menyaksikan ribuan bintang berkelip di angkasa. Titik-titik itu bukan sekadar hiasan, melainkan sebuah cahaya dari bintang, benda langit yang bisa memancarkan cahayanya sendiri.
Namun, tahukah Anda kalau bintang punya banyak fakta unik yang jarang diketahui orang? Mari kita mengenal lebih dekat tentang “lentera alam” semesta ini.
Mengenal Bintang
Bintang merupakan bola raksasa berisi gas panas yang didominasi oleh hidrogen dan helium. Di dalam intinya terjadi proses fusi nuklir, yaitu penggabungan atom-atom yang menghasilkan energi besar. Energi tersebutlah yang membuat bintang memancarkan cahaya, sehingga dapat terlihat dari jarak puluhan hingga ribuan tahun cahaya. Sebagai gambaran, satu tahun cahaya setara dengan 9,46 triliun kilometer.
Matahari yang kita lihat setiap hari sebenarnya adalah sebuah bintang berukuran sedang, dan satu-satunya yang cukup dekat sehingga bisa menjadi sumber cahaya dan panas bagi Bumi.
Panas Suhu Bintang
Jika diperhatikan lebih saksama, bintang di langit malam tidak semuanya memancarkan warna yang sama. Ada bintang yang tampak kemerahan, kekuningan seperti Matahari, dan ada juga yang berkilau biru terang. Warna ini bukan sekadar efek cahaya, melainkan petunjuk tentang suhu permukaan bintang tersebut.
Bintang berwarna merah biasanya memiliki suhu paling rendah, sekitar 2.500–3.500 Kelvin. Bintang dengan cahaya kuning, seperti Matahari, berada di kisaran suhu menengah yaitu sekitar 5.500 Kelvin. Sementara itu, bintang biru adalah yang terpanas, dengan suhu permukaan mencapai 50.000 Kelvin. Dengan kata lain, semakin biru warnanya, semakin tinggi pula suhu bintang tersebut.
Menariknya, meskipun sebuah bintang bisa tampak berwarna dominan merah atau biru, sebenarnya ia memancarkan spektrum cahaya yang sangat luas, mulai dari gelombang radio hingga sinar gamma. Warna yang kita lihat hanyalah hasil dominan dari panjang gelombang cahaya yang paling kuat dipancarkan. Dari analisis warna ini, para astronom bisa mengetahui lebih jauh tentang suhu dan bahkan komposisi kimia sebuah bintang.
Punya Ukuran yang Beragam
Ukuran bintang tidak bisa dibandingkan dengan benda langit lain. Ada yang kecil sekali, seperti bintang neutron yang diameternya hanya belasan kilometer, tetapi massanya bisa lebih berat dari Matahari. Sebaliknya, terdapat supergiant, yaitu bintang raksasa yang diameternya bisa ribuan kali lebih besar dari Matahari.
Sebagai gambaran, jika Matahari diibaratkan sebesar bola, maka supergiant sebanding dengan ukuran sebuah stadion.Artinya, besar bintang supergiant adalah ribuan kali lipatnya besar pusat tatasurya umat manusia.
Bintang Memiliki Usia
Bintang tidak hidup selamanya. Mereka lahir, tumbuh, dan akhirnya mati. Selama kurang lebih 90% dari masa hidupnya, bintang berada pada fase yang dikenal sebagai main sequence, saat hidrogen di intinya dibakar sebagai sumber energi.
Matahari kita saat ini berusia sekitar 4,6 miliar tahun dan masih berada di tahap tersebut. Astronom memperkirakan Matahari baru akan mati beberapa miliar tahun lagi.
Akhir Hidup Bintang Bisa Dramatis
Bagaimana bintang mati tergantung pada massanya. Bintang kecil hingga sedang (seperti Matahari) akan membengkak menjadi raksasa merah, lalu melepaskan lapisan luarnya hingga menyisakan inti padat bernama white dwarf. Benda ini nantinya akan mendingin selama miliaran tahun sampai akhirnya padam.
Sementara itu, bintang besar akhir hidupnya jauh lebih berdampak terhadap benda langit di sekitarnya. Mereka bisa meledak dalam peristiwa supernova, yaitu ledakan kosmik yang sangat terang hingga bisa terlihat dari galaksi lain. Sisa intinya bisa menjadi neutron star atau bahkan black hole, merupakan benda langit di luar angkasa dengan gravitasi ekstrem yang bahkan cahaya tidak dapat lolos. (National Geographic/Space/Live Science/Z-2)