
SEMPAT ditangkap, mantan karyawan Budi Awaludin, Evan, akhirnya dibebaskan oleh kepolisian. Keberadaannya justru menjadi saksi kunci terbukanya kasus pembunuhan 5 orang dalam satu keluarga di Indramayu
Seperti diberitakan sebelumnya, lima jenazah yang merupakan satu keluarga ditemukan dikubur dalam satu lubang di halaman belakang rumah mereka di Jalan Siliwangi Nomor 52 Kelurahan Paoman, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Senin (1/9).
Diperkirakan mereka telah meninggal sejak beberapa hari yang lalu. Kelima jenazah ialah Sahroni, 75, Budi Awaludin, 45, yang merupakan anak Sahroni, selanjutnya Euis, 40, istri dari Budi, serta kedua anak Budi dan Euis, yakni R, 7, dan bayi berumur delapan bulan
Kepolisian sempat menangkap dan meminta keterangan mantan karyawan Budi, Evan, 30. Namun kini, Evan telah dibebaskan.
Kasat Reskrim Polres Indramayu, Ajun Komisaris Muchammad Arwin Bachar menjelaskan meski sempat diamankan, namun Evan tidak terlibat dalam kasus pembunuhan tersebut. Evan justru menjadi saksi kunci yang membantu pengungkapan kasus tersebut.
“Yang bersangkutan bukan pelaku ataupun terlibat, justru dia sangat membantu kami dalam mengungkap kasus ini,” tuturnya.
Polisi akhirnya berhasil menangkap dua pelaku pembunuh sadis satu keluarga itu. Kedua pelaku adalah R ,35, dan P,29, warga Desa Terusan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu.
Baik R maupun P ditangkap polisi di Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu pada Senin (8/9) sekitar pukul 03.00 WIB.
Keduanya sempat kabur ke wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur hingga akhirnya kembali lagi ke Kabupaten Indramayu. Secara sadis, kedua pelaku membunuh kelima korban dan menguburkan mereka dalam satu lubang di belakang rumah korban.
Dijebak
Keberhasilan polisi dalam menangkap kedua pelaku tersebut sekaligus mematahkan berbagai isu liar yang sebelumnya beredar di media sosial mengenai pelaku kasus tersebut. Sebelumnya, salah satu isu yang santer beredar terduga pelaku merupakan mantan karyawan dari korban Budi bernama Evan, 30.
Evan mengaku dijebak oleh pelaku hingga akhirnya dijadikan kambing hitam. “Saya juga sempat diamankan di Polres Indramayu selama kurang lebih satu pekan,” tambahnya.
Dia mengaku sempat dihubungi oleh korban Budi melalui whatsApp. Dalam chat itu, korban Budi meminta bantuannya untuk menggadaikan mobil miliknya.
Selanjutnya Evan membantu menggadaikan mobil pikup milik mantan bosnya itu. Setelah mendapatkan uang gadai dari mobil itu, ia kembali menghubungi nomor ponsel korban Budi.
“Setelah dapat, saya nanya, bos ini mau ditransfer ke mana? Dibalesnya, transfer ke Dana atas nama Budi Awaludin,” kata Evan, Selasa (9/9).
Dia kemudian mentransfer uang gadai mobil sebesar Rp14 juta sesuai perintah dari nomor ponsel korban.
“Saya sama sekali tidak curiga walaupun ‘Budi’ tidak mau mengangkat telepon dan meminta komunikasi melalui chat saja,” tutur Evan.
Dia mengaku baru sadar bahwa orang yang memberinya perintah gadai mobil dan transfer uang melalui WA itu diduga pelaku yang menguasai ponsel korban.
“Kemungkinan saat itu handphone korban dipegang oleh pelaku,” tambahnya.
Hubungan baik
Evan pun mengaku tidak menyangka jika dua pelaku yang kini ditangkap polisi tega melakukan pembunuhan sadis itu. “Saya kenal, tapi tidak menyangka pelaku tega menghabisi nyawa orang."
Menurut dia, kedua pelaku dan mantan bosnya, Budi, memiliki hubungan baik karena pernah menjadi rekan kerja di sebuah bank.
Pasca pembunuhan terbongkar, Evan mengaku ditangkap di Polres Indramayu. “Saat itu saya memberikan banyak kesaksian kepada polisi."
Selain meminta keterangan dari Evan, polisi juga bermaksud melindungi keselamatan Evan dari kemarahan warga. Pasalnya, ramai beredar isu di media sosial yang menuduh Evan adalah pelakunya.
“Status saya kata polisi itu diamanin biar gak kena warga. Soalnya di medsos itu ramai tersangkanya saya. Jadi takut saya pulang, takut warga nguber tanpa tahu asal usulnya. Saya bukan pelakunya,” tegas Evan.
Dia mengaku diperlakukan dengan baik oleh petugas selama sepekan di kantor polisi. Ia diberi makan dengan cukup dan dipenuhi berbagai kebutuhannya.
Evan berharap, dengan tertangkapnya pelaku yang sebenarnya, warga tidak lagi menuduhnya sebagai pelaku. “Saya juga berharap nama baik saya kembali pulih,” tandasnya.