Etilen Oksida Ada pada Mi Instan, Benarkah Berbahaya untuk Tubuh?

2 days ago 10
Etilen Oksida Ada pada Mi Instan, Benarkah Berbahaya untuk Tubuh? Etilen Oksida Ada pada Mi Instan.(Freepik)

DOKTER Spesialis Penyakit Dalam lulusan Universitas Indonesia, Paulus Simadibrata, menjelaskan bahwa etilen oksida termasuk salah satu zat berbahaya jika masuk ke dalam tubuh manusia.

“Etilen oksida kan termasuk suatu zat yang berbahaya buat tubuh. Jadi biasanya ini dipakai untuk teknik industri pangan,” ujar Paulus saat dikutip dari Antara di Jakarta, Jumat (12/9).

Penggunaan Etilen Oksida dalam Industri Pangan

Menurut Paulus, etilen oksida memang sering digunakan di industri pangan. Namun, penggunaannya harus dibatasi karena jika berlebihan bisa menimbulkan dampak serius pada kesehatan.

Zat ini berisiko menyebabkan keracunan karena dianggap sebagai zat asing oleh tubuh. Efeknya dapat memengaruhi saluran pencernaan hingga menimbulkan gejala akut seperti:

  • Diare,
  • Sakit perut,
  • Kerusakan jaringan pada sistem pencernaan.

Risiko Konsumsi Pengawet Berlebihan

Paulus mengingatkan masyarakat agar tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung pengawet. Tidak hanya etilen oksida, zat aditif lain seperti monosodium glutamat (MSG), pemanis buatan asesulfam-K, serta natrium siklamat juga memiliki risiko kesehatan.

Contohnya, Hong Kong bahkan sudah menerapkan kebijakan pembatasan konsumsi makanan manis karena risikonya terhadap kesehatan masyarakat.

Kasus Etilen Oksida dalam Mi Instan Populer

Menanggapi kasus adanya kandungan etilen oksida yang terdeteksi dalam sebuah merek mi instan populer asal Indonesia, Paulus menduga hal itu bisa terjadi karena kesalahan selama proses produksi, atau adanya pencemaran.

“Ini yang kita belum tahu, makanya ditolak di Taiwan,” ucap Paulus.

Standar Batas Etilen Oksida

Pemerintah Taiwan melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) setempat melaporkan adanya kandungan pestisida dan etilen oksida dalam bubuk penyedap produk mi instan tersebut, sebesar 0,1 mg/kg.

Sementara itu, standar yang ditetapkan di Taiwan menyebutkan bahwa kandungan etilen oksida pada makanan maupun minuman tidak boleh melebihi 0,1 mg/kg.

Pentingnya Waspada terhadap Kandungan Pengawet

Dr. Paulus menilai banyaknya temuan zat berbahaya pada produk pangan menunjukkan bahwa ekosistem industri makanan semakin maju dan ketat dalam pengawasan.

“Contohnya, kalau kita taruh makanan seminggu dan tidak ada lalat menempel, mungkin artinya makanan itu mengandung banyak pengawet. Jadi harus hati-hati,” ujarnya. (Ant/Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |