Erdogan Kembali Angkat Isu Genosida Gaza di Sidang Umum PBB

1 hour ago 1
Erdogan Kembali Angkat Isu Genosida Gaza di Sidang Umum PBB Recep Tayyip Erdogan(AFP/ADEM ALTAN)

PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan dipastikan akan kembali menjadikan isu genosida di Gaza sebagai sorotan utama dalam pidatonya di Sidang Umum PBB pada 23 September mendatang. 

Tradisi ini sudah ia lakukan sejak menjabat sebagai perdana menteri, menjadikan dirinya salah satu suara paling lantang membela Palestina di forum internasional.

Konsistensi Membela Palestina

Sejak pidato perdananya pada Sidang Umum ke-62 tahun 2007, Erdogan selalu menempatkan konflik Israel-Palestina sebagai isu utama. Ia menegaskan bahwa masalah tersebut bukan hanya persoalan regional, melainkan juga menyangkut stabilitas global.

"Kami yakin bahwa penyelesaian konflik Israel-Palestina akan berdampak positif pada penyelesaian masalah lain di kawasan," ujarnya seperti dikutip Anadolu, Minggu (21/9).

Dua tahun kemudian, dalam pidato di Sidang Umum ke-64, Erdogan kembali menekankan bahwa membangun perdamaian abadi di Gaza adalah tanggung jawab kemanusiaan. 

"Mengakhiri tragedi kemanusiaan di Gaza dan membangun perdamaian abadi adalah tanggung jawab kemanusiaan dan kesadaran kita," tegasnya.

Kritik Keras kepada Israel

Dalam forum PBB tahun 2011, Erdogan menyoroti kegagalan organisasi dunia itu menghentikan penderitaan rakyat Palestina. Ia mengkritik keras sikap Israel yang mengabaikan resolusi PBB.

"Tidak ada sanksi terhadap Israel, yang dengan mudah menggunakan bom fosfor, Israel, yang memiliki bom atom. Namun begitu mereka merasakan iklim seperti itu, mereka mulai mencari cara untuk menjatuhkan sanksi. Apakah ini keadilan?" ucapnya.

Ia juga menegaskan bahwa Israel harus ditekan untuk mencapai perdamaian dan tidak boleh kebal hukum.

Dukungan Penuh untuk Palestina

Turki, menurut Erdogan, memberikan dukungan tanpa syarat bagi pengakuan Palestina sebagai negara. 

"Kami tidak punya masalah dengan rakyat Israel. Masalahnya bermula dari kebijakan agresif pemerintah Israel saat ini," ujarnya.

Erdogan juga berulang kali menekankan solusi dua negara sebagai jalan keluar paling adil. Dalam pidatonya di Sidang Umum PBB ke-69 tahun 2014.

"Penerapan segera solusi dua negara di Palestina, pencabutan blokade di Gaza, dan pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berkelanjutan di samping Israel merupakan keharusan politik, kemanusiaan, dan moral," sebutnya.

Dunia Lebih Besar dari Lima

Selain membela Palestina, Erdogan juga mendorong reformasi sistem internasional. Ia menyoroti dominasi lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB. 

"Dunia lebih besar dari lima," tegasnya dalam berbagai kesempatan.

Pidato Erdogan kerap memicu reaksi keras dari Israel. Pada 2020, saat ia menyinggung kebijakan penindasan Israel, Duta Besar Israel untuk PBB bahkan memilih meninggalkan aula.

Dalam forum tahun 2021, Erdogan menegaskan bahwa kebijakan pendudukan, aneksasi dan permukiman ilegal Israel harus segera dihentikan demi stabilitas kawasan.

Dukungan Hukum dan Kemanusiaan

Turki tidak hanya vokal di forum internasional, tetapi juga aktif di lapangan. Erdogan menyebut negaranya sebagai pengirim bantuan terbesar ke Gaza dan baru-baru ini menghentikan transaksi perdagangan dengan Israel.

Ia juga menyatakan dukungan terhadap kasus genosida yang diajukan Afrika Selatan di Mahkamah Internasional. 

"Kami berjuang, dan akan terus berjuang, dalam setiap pertempuran hukum untuk memastikan bahwa darah putri kami, Aysenur Ezgi Eygi  (yang ditembak di kepala oleh tentara Israel selama protes damai di Nablus) tidak luput dari hukuman,” tegasnya.

Agenda PBB 2025

Pada Sidang Umum tahun ini, Erdogan kembali diperkirakan akan menegaskan perlunya langkah internasional menghentikan genosida di Gaza. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pidatonya diprediksi akan menarik perhatian dunia terhadap penderitaan rakyat Palestina yang belum berakhir.(H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |