Enceladus Saturnus: Penemuan Zat Organik Tingkatkan Potensi Kehidupan

1 month ago 25
 Penemuan Zat Organik Tingkatkan Potensi Kehidupan Peneliti temukan molekul organik kompleks dalam semburan es Enceladus, bulan Saturnus. Hasil ini memperkuat dugaan lautan bawah permukaannya berpotensi menopang kehidupan.(Britannica)

KEMUNGKINAN salah satu bulan Saturnus dapat menopang kehidupan akan meningkat. Peningkatan ini setelah ditemukannya berbagai zat berbasis karbon yang terpancar keluar dari Enceladus, menurur para pakar. 

Enceladus, bulan keenam terbesar Saturnus, telah menjadi salah satu kandidat utama dalam pencarian benda langit yang berpotensi mendukung kehidupan luar bumi. Hal ini bermula dari misi Cassini, yang berakhir tahun 2017, yang mengungkapkan bulan tersebut memiliki semburan butiran es air dan uap yang muncul dari bawah permukaannya di kutub selatan.

Fenomena tersebut sejak itu ditangkap Teleskop Antariksa James Webb, dengan semburan yang mencapai hampir 6.000 mil ke luar angkasa. Sumber material ini diyakini berasal dari samudra air asin yang berada di bawah kerak es bulan tersebut.

Kini, para peneliti yang mempelajari data dari misi Cassini menyatakan bahwa mereka telah menemukan zat organik dalam semburan tersebut, dengan beberapa jenis molekul yang terdeteksi di sana untuk pertama kalinya.

Dr. Nozair Khawaja, ilmuwan planet di Universitas Freie Berlin sekaligus penulis utama penelitian ini, mengatakan hasil tersebut meningkatkan kompleksitas kimiawi yang terjadi di bawah permukaan Enceladus. “Ketika terdapat kompleksitas yang terjadi, hal itu berarti potensi keterhunian Enceladus sedang meningkat saat ini,” ujarnya.

Dalam tulisan yang diterbitkan di jurnal Nature Astronomy, Khawaja dan rekan-rekannya melaporkan penelitian mereka sebelumnya telah menemukan keberadaan zat organik dan garam dalam butiran es yang terdapat pada cincin Saturnus, yang dikenal sebagai “cincin-E”. Cincin ini tersusun dari material yang terpancar keluar dari Enceladus.

Namun, sebagaimana dijelaskan Khawaja, material pada cincin tersebut sudah berusia berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, sehingga komposisinya dapat dipengaruhi oleh radiasi. Sebaliknya, penelitian baru ini menganalisis data dari butiran es yang ditemukan langsung dalam semburan itu sendiri.

“Butiran es ini hanya berusia beberapa menit,” kata Khawaja. “Artinya, apa yang kami tangkap di sini sebenarnya adalah sampel murni dari bawah permukaan.”

Hasil penelitian, yang berdasarkan data dari instrumen bernama Cosmic Dust Analyzer, tidak hanya mengonfirmasi keberadaan zat organik yang sebelumnya ditemukan pada cincin-E Saturnus, yang menunjukkan zat tersebut berasal dari dalam Enceladus, tetapi juga mengungkap adanya jenis lain. Beberapa di antaranya dideteksi instrumen Cassini sebelumnya, namun ada pula yang belum pernah ditemukan dalam semburan tersebut.

Meskipun temuan baru ini belum menunjukkan adanya kehidupan di Enceladus, Khawaja menegaskan hasilnya mengindikasikan adanya jalur kimiawi yang kompleks yang dapat mengarah pada terbentuknya zat-zat yang secara biologis relevan.

Hasil tersebut, mendukung rencana Badan Antariksa Eropa (ESA) untuk menyelidiki bulan tersebut dalam upaya menemukan tanda-tanda kehidupan. “Saya pikir semua sinyal saat ini menunjukkan hal yang positif bagi Enceladus,” kata Khawaja.

Dr. Jörn Helbert, kepala divisi tata surya di ESA yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan kepada The Guardian, rencana misi baru, yang ia harapkan dapat diluncurkan sekitar tahun 2042, terdiri atas sebuah wahana pengorbit yang akan mengelilingi Enceladus serta melintas melalui semburannya, sekaligus sebuah pendarat yang akan mendarat di wilayah kutub selatan. 

Studi terbaru ini, membuktikan bahwa molekul prabiotik kompleks berasal dari samudra bawah permukaan Enceladus. “Hal itu berarti kita kini memiliki semua unsur yang dibutuhkan agar Enceladus dapat menopang kehidupan – yaitu air cair, energi, dan molekul prabiotik kompleks,” kata Helbert. “Inilah yang membuat begitu penting untuk segera mengirimkan misi yang mencari tanda-tanda kehidupan.” (The Guardian/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |