Edukasi Peduli pada Anak Penderita Kanker Prasejahtera lewat Maraton Ultra 57 Kilometer

5 hours ago 2
Edukasi Peduli pada Anak Penderita Kanker Prasejahtera lewat Maraton Ultra 57 Kilometer Pendampingan penderita kanker Prasejahtera dari Yayasan Pita Kuning(Dok. Yayasan Pita Kuning)

KANKER pada anak tak hanya menjadi tantangan medis, tapi juga ujian mental dan ekonomi, terutama bagi keluarga prasejahtera. Untuk menyoroti persoalan ini, Pengajar Filsafat Universitas Indonesia Donny Gahral Adian akan menempuh solo maraton ultra sejauh 57 kilometer, berkolaborasi dengan Yayasan Pita Kuning dan Kitabisa.

"Selama dua tahun pertama, anak-anak yang menjalani pengobatan kanker harus bolak-balik ke rumah sakit, bahkan hampir setiap hari. Aktivitas normal seperti bermain, sekolah, dan bersosialisasi jadi tidak bisa mereka lakukan," jelas Ketua Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia, Tyas Amelia, kemarin.

Menurut Tyas, kondisi tersebut sering membuat anak-anak merasa minder dan kehilangan rasa percaya diri. Terutama ketika tubuh mereka mengalami perubahan akibat pengobatan. Misalnya, rambut rontok karena kemoterapi, memar, atau benjolan akibat kanker.

"Perubahan fisik ini memengaruhi citra diri anak. Mereka jadi menarik diri dan enggan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Bahkan ada stigma dari masyarakat, misalnya anak dilarang bermain dengan mereka karena dianggap menularkan penyakit," jelas dia.

Tyas mengayakan, untuk mengatasi hal ini, Pita Kuning menghadirkan pendampingan psikososial dengan bantuan relawan yang menemani anak-anak bermain dan belajar di rumah. Tidak hanya fokus pada anak, pendampingan juga menyasar keluarga yang mengalami tekanan emosional dan finansial.

"Orangtua juga kerap mengalami kelelahan dan stres karena harus memikirkan biaya transportasi, pengobatan tambahan di luar BPJS, hingga nutrisi untuk anak," katanya.

Yayasan ini juga memberikan bantuan dana seperti subsidi biaya hidup, kontrakan, biaya sekolah, hingga nutrisi bulanan dengan plafon hampir Rp4 juta.

“Kami punya mitra yang rutin membantu pengiriman nutrisi setiap bulan ke keluarga dampingan kami,” tambahnya.

CEO Kitabisa.com, Alfatih Timur, menyampaikan, solo maraton ultra kali ini ditargetkan mampu menghimpun dana hingga Rp500 juta. Dana ini akan digunakan untuk mendukung kepedulian pada anak penyandang kanker prasejahtera.

“Penggalangan dana akan dilakukan secara digital melalui laman kitabisa.com,” kata Timmy. 

Pengajar Filsafat Universitas Indonesia, Donny Gahral Adian, dirinya akan melakukan solo maraton ultra ini akan dilakukan tugu Monas, Jakarta Pusat dan berakhir (finish) di tugu Kujang, Kota Bogor 57 kilometer. 

“Rencananya lari dilakukan pada hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2025, dimulai jam 21.00 WIB dengan prediksi sampai menjelang fajar jam 04.30 WIB, dikawal mobil nutrisi dan medis,” kata Donny. 

Donny yang juga pernah mengikuti Maraton Ultra di Gunung Lawu, Jawa Tengah menjelaskan sebagian besar anak-anak penderita kanker di bawah naungan Yayasan Pita Kuning memiliki cita-cita yang tinggi, namun kandas akibat penyakit yang dideritanya.

Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengedukasi kepada masyarakat mengenai penyakit kanker karena masih ada stigma negatif yang menganggap sebagai penyakit menular. (Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |