ISRAEL telah mencegat Armada Sumud Global (GSF) yang tengah berlayar menuju Gaza.(Xinhua/Marios Lolos)
ISRAEL telah mencegat Armada Sumud Global (GSF) yang tengah berlayar menuju Gaza, memicu gelombang kecaman internasional. Aksi protes berlangsung di berbagai kota dunia, termasuk Istanbul, Athena, Buenos Aires, Roma, Berlin dan Madrid, di mana para demonstran mengecam tindakan Israel.
Armada yang terdiri dari 500 aktivis mewakili setidaknya 44 negara, antara lain Amerika Serikat, Inggris, Belgia, Spanyol, Malaysia, Turki dan Kolombia.
Respons dari para pemimpin dunia pun mengalir deras, mulai dari seruan pembebasan warga negara mereka hingga tekanan diplomatik terhadap Israel agar memberikan akses konsuler. Berikut pernyataan dari berbagai negara yang dikutip Al Jazeera, Kamis (2/10).
Turki
Kementerian Luar Negeri Turki menggambarkan intervensi Israel sebagai tindakan terorisme yang melanggar hukum internasional dan membahayakan warga sipil.
Menurut pernyataan kementerian, tindakan tersebut menunjukkan bahwa kebijakan fasis dan militeristik yang dijalankan oleh pemerintahan genosida Netanyahu tidak terbatas pada warga Palestina.
Malaysia
Perdana Menteri Anwar Ibrahim menuntut pembebasan segera warga negara Malaysia. Dalam pernyataannya di X, ia menegaskan bahwa pemerintah akan mengambil semua langkah yang sah dan berlandaskan hukum untuk meminta pertanggungjawaban Israel.
Ia menambahkan bahwa Israel tidak hanya mengabaikan hak-hak dasar rakyat Palestina tetapi juga telah menginjak-injak hati nurani komunitas global.
Kolombia
Presiden Gustavo Petro mengumumkan melalui X bahwa pemerintahnya mengusir diplomat Israel dan membatalkan perjanjian perdagangan bebas dengan Israel sebagai bentuk respons.
Ia menegaskan bahwa Kolombia harus mengajukan semua tuntutan yang sesuai, termasuk melalui pengadilan Israel demi menjamin kepulangan warga negaranya.
Italia
Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengatakan kepada media lokal bahwa Israel telah memberikan jaminan bahwa tidak akan ada tindakan kekerasan terhadap armada tersebut.
Secara terpisah, serikat pekerja Italia menyerukan pemogokan umum pada Jumat untuk menyatakan solidaritas mereka terhadap GSF dan rakyat Gaza, menyusul aksi serupa pada September oleh Unione Sindacale di Base dan sejumlah protes di pelabuhan-pelabuhan Italia.
Yunani
Dalam pernyataan bersama dengan Italia awal pekan ini, Yunani mendesak Israel untuk memastikan keselamatan dan keamanan para peserta dan untuk mengizinkan semua langkah perlindungan konsuler.
Irlandia
Presiden Irlandia Michael D. Higgins mengecam langkah Israel yang dianggap menghalangi masuknya bantuan penting ke Gaza.
"Keselamatan dan perlindungan mereka yang terlibat dalam latihan kemanusiaan ini merupakan perhatian kita semua dan semua negara asal mereka," ujarnya.
Belgia
Menteri Luar Negeri Belgia Maxime Prevot mendesak Israel untuk mematuhi hukum internasional dalam pernyataannya di X.
Ia menekankan bahwa prioritasnya adalah memastikan hak-hak rekan senegara kita dihormati, keselamatan mereka terjamin dan mereka dapat pulang secepat mungkin.
Prancis
Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis meminta Israel untuk memberikan akses layanan konsuler kepada warga negara Prancis yang ikut dalam armada, serta mengizinkan mereka kembali ke Prancis tanpa penundaan yang tidak semestinya.
Amerika Serikat
Awal pekan ini, sebanyak 20 legislator Partai Demokrat mendesak Gedung Putih mengambil langkah untuk melindungi armada tersebut.
Perserikatan Bangsa-Bangsa
PBB belum mengeluarkan pernyataan resmi, namun Francesca Albanese, Pelapor Khusus untuk Palestina, mengecam keras tindakan Israel.
Dia mengatakan intervensi itu mencerminkan sikap abai negara-negara Barat terhadap kebijakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
"Saat saya menyaksikan penculikan ilegal Israel terhadap satu-satunya manusia yang telah mempertaruhkan nyawa mereka untuk mematahkan blokade ilegal Israel, pikiran saya tertuju pada rakyat Gaza, yang terjebak di ladang pembantaian Israel," tulisnya di X.
"Yang terutama dan yang paling memalukan adalah pemerintah Barat, dan kelambanan mereka yang terlibat," pungkasnya. (Fer/I-1)


















































