Dubes RI untuk Kanada Temui Akademisi Indonesia di Montreal

4 hours ago 3
Dubes RI untuk Kanada Temui Akademisi Indonesia di Montreal DUTA Besar Republik Indonesia untuk Kanada, Muhsin Syihab, melakukan pertemuan dengan sejumlah akademisi yang menetap di Montreal pada 3 September 2025.(Dok. Istimewa)

DUTA Besar Republik Indonesia untuk Kanada, Muhsin Syihab, melakukan pertemuan dengan sejumlah akademisi yang menetap di Montreal pada 3 September 2025. Pertemuan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat kolaborasi antara Indonesia dan Kanada di bidang pendidikan tinggi serta mendukung diplomasi berbasis ilmu pengetahuan.

Pertemuan berlangsung dalam suasana akrab dan penuh semangat, dihadiri oleh para pengajar dan pelajar Indonesia dari berbagai universitas ternama di Montreal, seperti McGill University, Université de Montréal, Université Laval, dan Concordia University. 

Para akademisi berbagi pengalaman serta harapan untuk membangun jejaring dan kolaborasi yang memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.

“Saya melihat masih banyak peluang untuk lebih mengembangkan jejaring dan kolaborasi akademisi Indonesia-Kanada dari kehadiran teman-teman akademisi di Montreal,” ujar Dubes Muhsin dalam keterangan yang diterima Media Indonesia, Jumat (5/9/2025).

Ia menambahkan pentingnya pemetaan ulang perjanjian kerja sama antaruniversitas, perluasan kolaborasi riset, serta sistem pertukaran informasi terkait peluang kerja sama tersebut.

Professor Materials Engineering di Université Laval, Hendra Hermawan, mendorong pemanfaatan program Canada-ASEAN Scholarships and Educational Exchanges for Development (SEED). Ia menyebut telah membimbing lima mahasiswa Indonesia penerima beasiswa riset jangka pendek tersebut. Menurutnya, program ini kerap berlanjut pada kerja sama akademik jangka panjang.

Di sisi lain, Agus Sasmito, Associate Professor di McGill University, menyampaikan bahwa sejumlah penelitian di universitasnya telah melibatkan mahasiswa Indonesia. “Mulai dari dekarbonisasi pertambangan berkelanjutan, teknologi microwave untuk pengolahan mineral, hingga pengembangan teknologi tambang rakyat,” paparnya. 

Ia juga menyebut tengah berkolaborasi dengan Universitas Sebelas Maret pada proyek retrofitting sumur bor minyak.

Sementara itu, Adjunct Professor di Department of Obstetrics and Gynecology, McGill University, Eva Suarthana menegaskan pentingnya membuka lebih banyak peluang studi bagi mahasiswa Indonesia. 

“Melalui berbagai inisiatif, seperti penandatanganan MoU ataupun hubungan person-to-person, kami berupaya membuka lebih banyak peluang bagi mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi ke Kanada,” ujarnya. 

Dubes Muhsin menutup pertemuan dengan optimisme atas kontribusi akademisi diaspora terhadap diplomasi Indonesia di bidang ilmu pengetahuan. (RO)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |