Drama Petaka Pesawat, Film Tukar Takdir Hadirkan Warna Baru Perfilman Indonesia

4 hours ago 1
Drama Petaka Pesawat, Film Tukar Takdir Hadirkan Warna Baru Perfilman Indonesia Poster film Tukar Takdir(MI/HO)

PERFILMAN Indonesia kembali menghadirkan warna baru lewat film drama petaka pesawat berjudul Tukar Takdir. Mengangkat kisah trauma, duka, dan rasa bersalah. Tukar Takdir menjadi terobosan genre yang jarang dieksplor oleh sineas lokal.

Disutradarai oleh Mouly Surya dan dibintangi oleh Nicholas Saputra, Marsha Timothy, serta Adhisty Zara, film ini menceritakan kisah Rawa (Nicholas Saputra), satu-satunya penumpang yang selamat dari tragedi jatuhnya pesawat Jakarta Airways 79.

Menjadi satu-satunya penyitas dari kecelakaan pesawat, Rawa tidak merasa beruntung. Rasa bersalah terus menghantuinya dan pertanyaan besar: “Kenapa hanya aku yang selamat?”. Terutama setelah menyadari bahwa kursi yang ia duduki sebenarnya bukan miliknya.

Konflik semakin memanas saat Rawa bertemu Dita (Marsha Timothy), istri penumpang yang bertukar kursi dengannya. Serta Zahra (Adhisty Zara), putri tunggal sang pilot. Pertemuan mereka memunculkan benturan emosi antara amarah dan duka. Perlahan membuka jalan menuju empati serta romansa yang tak terduga. 

Sutradara, Mouly Surya, menjelaskan bahwa Tukar Takdir adalah karya dengan genre baru baginya. 

“Film ini berbicara tentang kedukaan, trauma, dan bagaimana manusia berusaha melanjutkan hidup di tengah situasi yang putus asa. Film ini berbeda karena memadukan drama petaka pesawat dengan kisah trauma dan kesembuhan karakter-karakternya," ungkap Mouly.

Produser Chand Parwez Servia menyebutkan bahwa tema drama petaka pesawat menjadi tantangan besar. Tapi juga bisa menjadi sesuatu yang segar bagi dunia perfilman Indonesia.

“Membuat film drama petaka pesawat tentu bukan hal yang mudah. Kami berharap karya ini menjadi cerminan baru. Menghadirkan perspektif berbeda melalui pergulatan emosi para karakternya,” jelasnya.

Dari sisi teknis, proses produksi film ini dilakukan dengan detail. Menurut keterangan Mouly Surya saat konferensi pers di Plaza Senayan (10/9), sebagian adegan syuting dilakukan di pesawat asli. Sementara sebagian lainnya di set pesawat khusus yang dipasang dengan hidrolik. 

Pengambilan gambar dilakukan melalui perencanaan matang, termasuk penggunaan storyboard pada bagian-bagian yang sulit untuk memastikan hasil visual yang maksimal.

Nicholas Saputra juga mengungkapkan bahwa kisah Tukar Takdir akan terasa dekat dengan penonton. 

“Rawa adalah representasi orang yang berhadapan dengan musibah. Melalui benang merah tragedi, penonton bisa merasakan empati terhadap karakter yang ada,” tuturnya.

Film Tukar Takdir akan tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 2 Oktober 2025. Diharapkan membuka peluang baru bagi genre drama petaka di Indonesia. Serta dapat memberikan pengalaman menonton yang berbeda bagi penikmat film tanah air. (Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |