Donald Trump Masih Pertimbangkan Serangan ke Iran

6 hours ago 1
Donald Trump Masih Pertimbangkan Serangan ke Iran Presiden Donald Trump belum mengambil keputusan bergabung dengan serangan Israel ke Iran. Namun ia menegaskan telat bagi Iran untuk berdialog.(Media Sosial X)

PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menyatakan belum mengambil keputusan apakah akan bergabung dengan serangan Israel terhadap Iran. Ia mengklaim Teheran kini ingin membuka dialog dengan Washington, tetapi mungkin sudah terlambat.

“Saya mungkin akan melakukannya, atau mungkin juga tidak. Tidak ada yang tahu apa yang akan saya putuskan,” ujar Trump kepada wartawan di Gedung Putih saat meresmikan dua tiang bendera raksasa. Ia menambahkan Iran tengah menghadapi banyak masalah dan ingin bernegosiasi.

Trump menyebut akan kembali menggelar rapat darurat (Situation Room) bersama tim keamanan nasionalnya untuk kedua kalinya dalam dua hari terakhir, seiring meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. “Pekan depan akan sangat menentukan bagi masa depan Iran,” tambahnya.

Pernyataan ini disampaikan setelah Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menolak tuntutan Trump untuk menyerah tanpa syarat dan memperingatkan intervensi AS akan menyebabkan "kerusakan yang tak dapat diperbaiki."

Meski demikian, Trump menegaskan ia belum membuat keputusan final. “Saya punya beberapa ide, tapi saya belum menetapkan keputusan akhir,” ujarnya dari Ruang Oval. “Saya lebih suka membuat keputusan akhir satu detik sebelum tenggat, karena segalanya bisa berubah, terutama dalam urusan perang.”

Menariknya, Trump tampak tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan penting ini. Ia menghabiskan lebih dari satu jam mengurusi pemasangan tiang bendera baru di halaman Gedung Putih.

Dalam pernyataannya kepada kantor berita AFP, Trump sempat menyebut  perubahan kepemimpinan di Teheran “mungkin saja terjadi.” Sebelumnya, ia menyebut Khamenei sebagai "target yang mudah."

“Sudah Cukup”

Trump menunjukkan kesabarannya terhadap Iran mulai habis. Ia kembali menggaungkan tuntutan agar Iran menyerah. “Artinya saya sudah cukup. Saya menyerah. Tidak ada lagi. Kita hancurkan semua fasilitas nuklir mereka,” ucapnya.

Namun, di sisi lain, Trump juga mengatakan Iran sedang mencoba menjajaki kesepakatan nuklir untuk mengakhiri konflik, khususnya yang berkaitan dengan sekutu AS, Israel. “Mereka ingin datang ke Gedung Putih. Mungkin saya akan mengizinkannya,” katanya. Meski begitu, ia menilai bahwa upaya itu mungkin sudah terlambat. “Banyak yang sudah berubah hanya dalam waktu seminggu.”

Iran Bantah Klain Trump

Iran membantah klaim Trump, mereka ingin bertemu di Washington. “Tidak pernah ada pejabat Iran yang meminta untuk ‘merangkak’ di gerbang Gedung Putih,” demikian pernyataan misi Iran untuk PBB melalui platform X.

Trump sebelumnya lebih memilih pendekatan diplomatik dalam menyelesaikan isu nuklir Iran, menggantikan kesepakatan lama yang ia batalkan pada 2018. Namun, sejak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melancarkan serangan terhadap Iran enam hari lalu, Trump tampak condong mendukung tindakan militer, meskipun belum memberi keputusan akhir apakah AS akan ikut terlibat.

Ia juga menyebut bahwa hanya AS yang memiliki “bunker buster”, bom penghancur fasilitas bawah tanah, yang mampu menghancurkan situs nuklir Fordow milik Iran. “Tapi itu tidak berarti saya akan menggunakannya,” tegasnya.

Trump mengungkapkan bahwa ia berbicara dengan Netanyahu setiap hari dan mendukung serangan militer Israel. Sebaliknya, ia menolak tawaran Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menjadi mediator dalam konflik Israel-Iran. “Saya bilang ke dia, ‘mediasi urusanmu sendiri dulu. Selesaikan perang di Ukraina, baru urus yang ini,’” pungkas Trump. (AFP/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |