Dokter Temukan Ratusan Benang Emas Di Lutut Pasien

3 hours ago 2
Dokter Temukan Ratusan Benang Emas Di Lutut Pasien Sinar-X bagian depan (A) dan samping (B) lutut kiri pasien. Garis-garis tersebut adalah benang-benang emas kecil.(The New England Journal of Medicine, 2013.)

SEORANG perempuan berusia 65 tahun di Korea Selatan pergi ke rumah sakit dengan keluhan nyeri sendi parah di lututnya. Hasi rontgen menunjukkan fakta yang mengejutkan. Terdapat ratusan benang emas.

Pasien sebelumnya telah didiagnosis mengalami osteoartritis lutut, kondisi degeneratif pada sendi yang menyebabkan kaku dan nyeri. Ia pernah mendapatkan perawatan medis dengan obat pereda nyeri dan obat antiinflamasi nonsteroid. Perempuan itu juga pernah menerima suntikan steroid langsung ke lututnya, namun rasa nyeri tetap ada.

Belakangan ini, ia mulai mengalami sakit perut akibat obat-obatan tersebut, sehingga berhenti mengonsumsinya sama sekali.

Apa yang terjadi selanjutnya?

Perempuan itu memutuskan mencari pengobatan alternatif untuk meredakan nyeri sendinya dan mulai menjalani akupunktur secara mingguan. Ketika rasa sakit memburuk, ia meningkatkan frekuensinya menjadi beberapa kali dalam seminggu.

Ia mendatangi rumah sakit, menyusul nyeri pada lutut yang semakin intens. Hasil rontgen lutut kirinya menunjukkan tulang kering di bagian dalam sendi menebal dan mengeras. Juga terlihat pertumbuhan tulang (taji tulang/spur) pada bagian dalam tulang kering dan tulang paha di sekitar sendi lutut.

Dokter juga melihat ratusan bercak pada rontgen di sekitar sendi lutut, yang ternyata adalah benang emas kecil. Dokter mendiagnosis benang tersebut dimasukkan sebagai bagian dari terapi akupunktur pasien. Benang emas steril berukuran pendek itu sengaja ditinggalkan di jaringan untuk memberikan stimulasi berkelanjutan.

Dokter tidak melaporkan apakah benang emas tersebut diangkat dari tubuh pasien. Namun, pada kasus sebelumnya, benang sering dibiarkan tetap berada di dalam tubuh.

Membiarkan benang emas tertinggal di dalam tubuh tidak sepenuhnya aman. Dalam sejumlah kasus, kondisi ini bisa memicu terbentuknya kista.

Apa yang membuat kasus ini unik?

Akupunktur benang emas banyak digunakan di Asia untuk mengobati osteoartritis maupun artritis reumatoid, tulis para dokter dalam laporan kasusnya. Belum ada bukti ilmiah bahwa praktik ini efektif. Beberapa kasus justru menunjukkan dapat memperburuk artritis secara tidak langsung karena pasien terlambat mendapatkan perawatan medis yang tepat.

Contohnya perempuan Korea selatan, 58, yang menjalani akupuntur benang emas guna mengatasi nyeri artritis reumatoid pada pergelangan tangannya. Kondisinya menjadi sangat parah ketika akhirnya mencari pertolongan medis. 

Dokter meyakini penyakitnya semakin memburuk karena ia tidak menerima obat anti-artritis reumatoid sejak awal. Ia hanya mengandalkan pengobatan alternatif untuk menangani kondisinya.

Selain itu, benang emas dapat berpindah di dalam tubuh dan fragmennya dapat merusak jaringan sekitar. Misalnya, pada seorang wanita Korea Selatan berusia 75 tahun, benang emas yang dimasukkan ke punggungnya berpindah ke kaki bagian bawah dalam periode 10 tahun, menyebabkan selulitis, infeksi kulit dalam.

Dalam laporan kasus lutut tersebut, dokter juga mencatat benang emas dari akupunktur bisa menyulitkan pembacaan hasil rontgen. Keberadaan benang emas itu, kata pakar lain, berisiko pasien tidak bisa menjalani MRI. Pasalnya ada risiko logam tersebut bergerak dan merusak pembuluh darah.

Oleh karena itu, dokter menekankan kepada para tenaga kesehatan harus menyadari potensi risiko terkait akupunktur benang emas. Namun, sisi positifnya, benang ini mudah terlihat melalui rontgen sehingga lokasinya bisa dipantau dari waktu ke waktu bila diperlukan. (Livescience/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |