
SEJUMLAH karyawan Ubisoft dilaporkan menyampaikan kekhawatiran terkait kerja sama perusahaan dengan Arab Saudi untuk downloadable content (DLC) Assassin’s Creed Mirage. Meskipun begitu, Ubisoft menegaskan kendali kreatif tetap sepenuhnya berada di tangan mereka.
Isu ini pertama kali tersorot pada Januari lalu ketika surat kabar keuangan Prancis, Les Echoes, memberitakan proyek DLC tersebut sebagian didanai Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi, lembaga investasi yang kerap menuai kontroversi. Saat itu, Ubisoft menolak memberikan komentar atas laporan tersebut.
Beberapa bulan kemudian, tepatnya akhir Agustus, Ubisoft mengumumkan DLC baru itu secara diam-diam melalui unggahan media sosial yang dipublikasikan pada Sabtu pagi. Dalam pengumuman singkat tersebut, dikonfirmasi konten tambahan ini akan menampilkan Basim, tokoh utama Mirage, yang berkunjung ke AlUla, sebuah situs bersejarah yang kini dipromosikan sebagai destinasi budaya utama Arab Saudi.
Menurut laporan GameFile, dalam sebuah sesi tanya jawab internal, salah satu karyawan mempertanyakan apakah kemitraan dengan Arab Saudi, khususnya setelah kasus pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi, tidak akan merusak citra Ubisoft.
Diplomasi Klasik
Pihak manajemen merespons dengan menyebutkan bahwa CEO Yves Guillemot memang sempat ikut dalam delegasi bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Arab Saudi. Namun, hal itu digambarkan sebagai bagian dari diplomasi klasik untuk memperluas pengaruh budaya Prancis di tingkat global. Mengenai asal-usul DLC tersebut, Ubisoft memilih untuk tidak menanggapi spekulasi dan menyatakan, “kami tidak berkomentar soal rumor.”
Manajemen Ubisoft juga menekankan perbedaan antara PIF sebagai lembaga investasi dan Putra Mahkota Mohammed Bin Salman selaku ketua lembaga tersebut. “Dana yang dimiliki PIF bukanlah milik pribadi MBS, dan menjalin hubungan dengan mitra yang tidak berbagi nilai-nilai demokratis kami bukan berarti mengabaikan nilai-nilai tersebut,” bunyi tanggapan perusahaan.
GameFile juga melaporkan Guillemot kembali ke Arab Saudi bulan lalu untuk hadir di konferensi Global Sports Event sekaligus mengumumkan secara resmi DLC AlUla Mirage. Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa Ubisoft merilis pengumuman konten baru pada waktu yang tidak lazim, yakni bersamaan dengan pidato Guillemot di acara tersebut, meski tanpa disebutkan secara terbuka.
Dalam presentasinya di Saudi, Guillemot mengatakan, “kami bekerja sama dengan AlUla, sebuah situs warisan dunia UNESCO yang masih belum banyak dikenal. DLC ini akan tersedia gratis bagi semua pemain Mirage. Mereka bisa menjelajahinya, memainkan kisah baru di lingkungan tersebut, dan menikmati pengalaman yang didukung oleh para arkeolog yang memahami betul nilai sejarah kawasan itu.”
Saat dimintai konfirmasi lebih lanjut oleh IGN, Ubisoft menegaskan sebagaimana seri Assassin’s Creed lainnya, kendali kreatif tetap sepenuhnya ada di tangan tim pengembang internal. Ubisoft juga menjelaskan bahwa konten ini dapat terwujud berkat dukungan mitra lokal maupun internasional, yang memberikan akses terhadap pakar, sejarawan, dan sumber daya untuk memastikan representasi latar sejarah yang otentik dan akurat. (IGN/Z-2)