Ilustrasi(Antara)
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai kebijakan diskon tarif listrik 50% yang diterapkan pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada awal tahun 2025 terbukti efektif dan layak dipertimbangkan untuk diterapkan kembali di masa mendatang.
Menurut Agus, kebijakan tersebut tidak hanya membantu meringankan beban finansial masyarakat, tetapi juga menunjukkan kehadiran nyata pemerintah di tengah tekanan ekonomi yang dirasakan publik.
“Kebijakan ini sudah tepat sasaran. Selain mengurangi beban masyarakat, diskon tarif listrik juga menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah hadir ketika rakyat menghadapi situasi ekonomi sulit,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Meski demikian, Agus menekankan bahwa pelaksanaan program serupa di masa depan harus disesuaikan dengan postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta kondisi ekonomi domestik dan global.
“Kebijakan ini sebaiknya bersifat sementara, bukan permanen seperti bansos. Penerimanya juga perlu dibatasi hanya untuk pelanggan listrik di bawah 2.200 VA,” jelasnya.
Ia menegaskan, pemberian diskon kepada kelompok masyarakat mampu justru berpotensi membebani keuangan negara. Oleh karena itu, subsidi listrik sebaiknya difokuskan bagi kelompok rentan dan berpenghasilan rendah agar lebih tepat guna.
Selain memberikan manfaat ekonomi langsung, Agus menilai kebijakan tersebut juga memiliki dampak psikologis positif, karena membantu menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah di tengah kenaikan harga kebutuhan pokok.
“Diskon listrik berkontribusi menjaga stabilitas sosial dan memperkuat kepercayaan publik terhadap pemerintah,” katanya.
Lebih lanjut, ia menilai kebijakan ini dapat menjadi instrumen fiskal yang fleksibel dan adaptif, selama dijalankan dengan mempertimbangkan kapasitas fiskal serta dinamika ekonomi global.
“Kebijakan semacam ini efektif untuk meredam kekhawatiran masyarakat terhadap biaya hidup sekaligus memperkuat ikatan sosial antara pemerintah dan rakyat,” tegasnya.
Sebelumnya, pemerintah merancang enam paket insentif ekonomi, termasuk rencana pemberian diskon tarif listrik 50 persen bagi sekitar 79,3 juta pelanggan rumah tangga dengan daya maksimal 1.300 VA. Skema tersebut sempat diusulkan berlaku pada periode 5 Juni hingga 31 Juli 2025, namun akhirnya tidak dimasukkan dalam daftar final paket insentif tersebut. (Ant/E-3)


















































